Pernyataan Ahok soal Pertamina Banyak yang Keliru

Pernyataan Ahok soal Pertamina Banyak yang Keliru

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Sejumlah pernyataan yang disampaikan Komisaris Utama Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama saat blak-blakan di akun YouTube POIN tidak semuanya benar.

Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade menilai banyak pernyataan Ahok yang tanpa dasar. Salah satunya saat Ahok mengatakan Pertamina lebih suka beli blok migas di luar negeri daripada eksplorasi dalam negeri.

Padahal faktanya banyak eksplorasi dalam negeri yang telah dilakukan Pertamina.

“Statement Pak Ahok ini tidak benar. Dalam data yang kami miliki dalam rangka menambah produksi di hulu, pada tahun 2019 Pertamina melakukan pengeboran sekitar 240 sumur eksplorasi dan eksploitasi dengan 800 work over. Lebih dari 60 persen investasi di Pertamina adalah untuk Hulu Migas,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (16/9).

Bahkan untuk menambah cadangan, sambung Andre, sepanjang tahun 2019 Pertamina melakukan studi seismic di 35 cekungan dengan panjang 31.114 km.

Studi seismic yang dilakukan Pertamina ini merupakan studi seismic terpanjang di Asia Tenggara dalam waktu 10 tahun terakhir.

Hasil studi seismic sampai menjadi produksi memerlukan waktu paling cepat 7 tahun. Oleh sebab itu, untuk menambah produksi dan cadangan Hulu Migas saat ini diperlukan akuisisi blok hulu migas yang sudah berproduksi, sehingga bisa langsung menambah cadangan dan produksi migas Pertamina.

Akuisisi yang dilakukan oleh Pertamina di dalam negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah habis kontrak PSC-nya. Sedangkan akuisisi di luar negeri dilakukan pada blok-blok yang sudah berproduksi dan memiliki cadangan yang besar.

Selain soal eksplorasi blok migas, Ahok juga mengatakan bahwa Pertamina tidak pernah melakukan pembangunan Kilang. Menurut Andre, statement ini juga tidak benar dan tanpa data. Di tahun 2019, Pertamina membangun beberapa kilang.

“Selama menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina, sudah berapa kali sih pak Ahok melakukan kunjungan ke kilang-kilang Pertamina? Setahu saya Pertamina telah membangun Kilang Langit Biru Cilacap Tahun 2015 - 2019,” ujarnya.

Wasekjen Gerindra ini mengurai bahwa kilang tersebut sudah mulai beroperasi Juli 2019 dan menambah produksi Pertamax, sehingga mengurangi impor BBM.

Selain itu, ada Kilang RDMP Balikpapan sudah mulai dibangun sejak April 2019 dan akan selesai pada tahun 2023, sehingga nantinya kapasitas produksi Kilang Balikpapan menjadi 360.000 bpd.

Ada juga Kilang Petrokimia di TPPI (revamping aromatic) yang sudah mulai dibangun sejak tahun 2019 dan akan selesai di tahun 2022.

Lalu soal statement Ahok yang mengatakan bahwa Pertashop atau program SPBU mini tidak jalan, Andre menambahkan bahwa berdasarkan data yang dimilikinya sejak diluncurkan pada Februari 2020 sampai dengan saat ini sudah terbangun sekitar 500 pertashop untuk melayani masyarakat dengan kerjasama bersama pihak swasta maupun BUMDES, sampai dengan akhir 2020 ditargetkan akan terbangun 4.300 Pertashop di seluruh Indonesia.

“Data soal Pertashop aja Pak Ahok bisa keliru, padahal data tersebut selalu di update. Saya jadi bertanya-tanya siapa sebenarnya yang bisikin Pak Ahok agar Pertamina gaduh terus?” tegasnya.

Andre juga mengkritik sikap Ahok yang merasa dirinya paling benar sendirian. Menurut Andre, hal ini tidak elok. Komisaris dan direksi di BUMN paling tidak punya satu agenda rapat bersama dalam satu bulan dalam kasus Pertamina, rapat bersama ini bahkan dilakukan seminggu sekali setiap hari Kamis.

Seharusnya, Ahok mengoptimalkan rapat tersebut dan jangan merasa superior seolah-olah paling benar kerjanya, paling bersih dan tidak pernah salah. Padahal Pertamina tidak butuh Superman, tetapi butuh Superteam yang bersama-sama memajukan Pertamina dan Industri Migas Nasional.

“Ahok ini selalu teriak soal banyak maling di Pertamina. Saran saya, bila Pak Ahok memang punya bukti sebaiknya laporkan saja kepihak yang berwenang. Kan ada KPK, Kejaksaan dan juga kepolisian. Jangan tuduh sana-sini tapi sebenarnya tidak ada bukti,” tutupnya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita