Pemerintah Akui Salah Hitung Anggaran Pemulihan Ekonomi

Pemerintah Akui Salah Hitung Anggaran Pemulihan Ekonomi

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekaligus Wamen BUMN Budi Gunadi Sadikin mengaku bahwa pemerintah salah menghitung besaran anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional (PEN). Kesalahan hitung terjadi pada pos subsidi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Kesalahan tersebut membuat anggaran yang disediakan mencapai Rp35 triliun. Anggaran itu katanya, terlalu besar. Akibat kesalahan itu realisasi penggunaan anggaran itu baru Rp3 triliun.

"Program subsidi bunga UMKM budget (anggaran) Rp35 triliun, tapi baru serap Rp3 triliun padahal disalurkan kredit ke 8 juta pengusaha UMKM. Besar sekali, kami lihat kurang tepat hitungan di awal, pagu terlalu besar jadi realisasi penyerapan kecil sekali," katanya pada diskusi daring Bantuan UMKM, Sudah Efektifkah, Jumat (4/9).

Ia memproyeksikan hingga akhir tahun pagu hanya akan terserap maksimal Rp10 triliun, sehingga masih akan ada sekitar Rp25 triliun dana yang menganggur. Dana berlebih tersebut disebutnya akan disubsidi silang untuk program UMKM lainnya.

Salah satunya yaitu program Banpres Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) senilai Rp2,4 juta. Budi menuturkan bahwa Banpres laris manis. Semenjak diluncurkan pada 24 Agustus lalu, realisasi telah mencapai 61 persen.

Sementara, untuk program keluarga harapan (PKH), per Jumat (4/9), realisasi mencapai 71 persen dari pagu anggaran sebesar Rp37,4 triliun. Diharapkan, hingga Desember, realisasi dapat mencapai 100 persen.

Dari total pagu anggaran PEN yaitu Rp695 triliun, sekitar Rp488 triliun di antaranya merupakan tanggung jawab Satgas PEN yang ditargetkan terserap seluruhnya hingga akhir tahun ini.

Untuk pagu perlindungan sosial, hingga kini dinyatakan pagu terserap sebesar Rp114,11 triliun atau 55,68 persen. Diikuti dengan realisasi insentif UMKM sebesar Rp58,53 triliun dari total pagu Rp123,46 triliun.

Sedangkan, untuk pos sektoral K/L dan Pemda dari total pagu sebesar Rp106,05 triliun realisasi baru sebesar Rp17,86 triliun atau setara 16,84 persen. Terakhir, untuk pembiayaan korporasi realisasi masih 0 persen dari dana utuh Rp53,6 triliun.

Dari total tanggung jawab pagu sebesar Rp448 triliun tersebut, Budi menyebut total penyerapan hingga saat ini sebesar Rp190,5 triliun. Artinya, masih ada pagu senilai Rp257,5 triliun.

Meski masih rendah, namun ia optimis target dapat dicapai. Sebab, pada minggu ini pencairan tercatat sebesar Rp22,5 triliun. Jika realisasi tak kendor, ia menyebut dalam 16 minggu terakhir 2020, seluruh anggaran dapat tersalurkan.

"Dulu (penyaluran) memang agak lambat. Tapi sekarang track (lacak), minggu ini bisa cairkan Rp22 triliun, jadi kalau ada 4 bulan lagi kali 4 minggu, 16 minggu ini harusnya bisa terkejar," imbuhnya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita