Pelaku Vandalisme di Musala Tangerang Pernah Diruqiyah lalu Meracau tentang Kemunculan Dajjal

Pelaku Vandalisme di Musala Tangerang Pernah Diruqiyah lalu Meracau tentang Kemunculan Dajjal

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Satu persatu fakta tentang Satrio Katon Nugroho (18) pelaku vandalisme di Musala Perum Villa Tangerang Elok, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang mulai terungkap.

Pemuda yang diyakini ‘tersesat’ gegara menonton youtube ini rupanya pernah menjalani pengobatan alternatif ke beberapa orang pintar.

Hal itu, dilakukan orang tua pelaku lantaran kondisi Satrio tak kunjung membaik setelah kerap menonton sejumlah video di youtube. Bahkan, dalam waktu tiga bulan terakhir, kondisinya malah semakin memburuk.

Diketahui, Satrio pernah dibawa untuk dirukiah oleh seorang pemuka agama lantaran tingkah lakunya sudah semakin tidak bisa dikontrol. Bagaimana tidak, pada saat dirukiah, pemuda yang berencana melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan, ini malah meracau dan selalu bercerita tentang kemunculan Dajjal.

Kapolres Tangerang Kota Kombes Pol. Ade Ary Syam mengaku masih menggali informasi terkait kondisi pelaku. Termasuk, memeriksa kondisi kejiwaannya melalui psikolog.

“Hingga saat ini tersangka masih kita lakukan pemeriksaan. Karena keterangannya juga terus berubah-ubah,” kata Ade, Rabu 30 September 2020.

Selain pernah dibawa ke orang pintar, Satrio juga pernah menjalani pengobatan alternatif karena tingkahnya tersebut. Bahkan, salah satu hal mengerikan yang pernah dilakukan Satrio, yaitu sempat mengancam untuk membunuh ibu kandungnya sendiri lantaran meyakini darah orang tuanya tersebut halal untuk dibunuh.

Informasi teranyar, pihak keluarga rencananya akan membawa Satrio ke pengobatan alternatif salah satu orang pintar di Jawa Timur, Ningsih Tinampi. Pihak keluarga meyakini, Ningsih bisa menyembuhkan Satrio setelah menyaksikan proses pengobatannya di televisi.

Terkait hal ini, Ade memastikan pihaknya akan meminta keterangan dari sejumlah saksi ahli. Di antaranya saksi ahli bahasa, MUI hingga dari psikolog.

“Beberapa saksi ahli nanti akan kita minta pendapatnya. Untuk informasi soal pengobatan, itu silahkan konfirmasi langsung ke ibu pelaku,” ujar Ade. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita