Nasir Djamil: Kalau Polisi Tidak Gerak Cepat, Penusukan Syekh ali Jaber Bisa Hilang Tanpa Bekas

Nasir Djamil: Kalau Polisi Tidak Gerak Cepat, Penusukan Syekh ali Jaber Bisa Hilang Tanpa Bekas

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Penusukan Syekh Ali Jaber di ruang terbuka oleh seorang pemuda asal Lampung, mengingatkan publik kepada kasus penusukan mantan Menkopolhukam Wiranto yang ditusuk di depan alun-alun Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten.

Politisi PKS Muhammad Nasir Djamil mengatakan kasus antara Wiranto dan Syeikh Ali Jaber berbeda. Jika Wiranto ditusuk oleh teroris, sedangkan Syeikh Ali Jaber ada sakit mental.

“Yang sama yang mana? Pelakunya kan beda. Satu dibilang teroris, satu lagi dibilang psikis,” kata Nasir Djamil kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/9).

Nasir menyampaikan saat ini banyak spekulasi liar berkembang di masyarakat. Atas dasar tersebut, dia meminta agar aparat kepolisian segera mengusut tuntas sebagaimana keinginan Syeikh Ali Jaber yang ingin kasus tersebut diselesaikan dengan penegakan hukum.

“Yang penting saat ini jangan lagi banyak tafsir. Pelakunya sudah jelas, korbannya pun sudah meminta agar kasus ini diproses secara hukum dan terhormat,” ucapnya.

Menyinggung mengenai pelaku dengan nekat melakukan aksinya di ruang terbuka. Nasir menilai bahwa hal itu dilakukan agar memberikan daya kejut lebih besar terlebih menyasar kepada tokoh publik.

Namun, dia beranggapan banyaknya spekulasi masyarakat harus menjadi dorongan tegas bagi aparat kepolisian untuk dapat menuntaskan kasus tersebut.

Jadi macam-macam lah persepsi, bisa jadi ingin mengalihkan isu soal Covid-19, soal PKI, dan soal lainnya," ujarnya.

"Karena itu jika aparat penegak hukum tidak cepat dan tepat menyelesaikan ini serta mendapatkan aktor intelektualnya, maka makin banyak spekulasi yang berkembang. Akhirnya peristiwa ini hilang tanpa bekas,” tandasnya. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita