Masih Musuhan, China Tetap Tunaikan Janji Borong 664 Ribu Ton Kedelai AS

Masih Musuhan, China Tetap Tunaikan Janji Borong 664 Ribu Ton Kedelai AS

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Meskipun ada ketegangan antara Amerika Serikat dan China, sebuah kabar kontradiktif justru muncul dari sektor perdagangan kedua negara.

Departemen Pertanian Amerika (USDA) pada hari Selasa (8/9) mengumumkan bahwa China telah membuat kesepakatan untuk membeli 664 ribu ton kedelai, total harian terbesar sejak 22 Juli, untuk pengiriman pada tahun pemasaran 2020/2021.

Penjualan tersebut adalah yang terbaru dari serangkaian pembelian besar komoditas pertanian AS oleh China, yang berjanji untuk mengimpor barang pertanian AS dalam jumlah besar tahun ini sebagai bagian dari kesepakatan perdagangan Fase 1 yang ditandatangani pada Januari lalu.

Namun, pembelian China pada paruh pertama tahun ini hanya mencapai 7,274 miliar dolar AS, menurut data perdagangan Biro Sensus AS. Sementara, kesepakatan perdagangan meminta  36,5 miliar dolar AS dalam pembelian tahunan.

Di hari yang sama, USDA juga mengatakan bahwa eksportir swasta melaporkan penjualan 101.600 ton jagung untuk pengiriman tahun 2020/2021.

China telah meningkatkan impor jagung AS, karena negara itu menghadapi kekurangan jagung dalam beberapa tahun. Lonjakan harga jagung yang tajam yang dibutuhkan bagi sektor peternakan babi, susu, dan unggas raksasa China, merupakan yang terbaru dari serangkaian gangguan yang ditimbulkan dari wabah penyakit babi, gangguan yang dipicu pandemik bagi pemasok internasional, dan peringatan akan adanya kesenjangan pasokan makanan yang semakin besar.

Setelah berbulan-bulan mencatat rekor impor kedelai dari Brasil, China kemudian beralih membeli lebih banyak kedelai dan barang lain dari Amerika Serikat. Importir komoditas utama dunia telah membeli jagung, babi, dan unggas AS dengan volume rekor tahun ini, dan bulan lalu mencatat pembelian mingguan terbesar untuk daging sapi AS.

Ekspor kedelai AS ke China biasanya meningkat pada kuartal keempat tahun ini setelah masa panen AS dan karena pasokan dari eksportir utama Brasil menipis. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita