Lelang P2APST ICON Plus Berpotensi Rugikan Keuangan Negara

Lelang P2APST ICON Plus Berpotensi Rugikan Keuangan Negara

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) hanya menetapkan teknologi intel based server terkait penyediaan Infrastruktur Hardware dan Software Pengelolaan dan Pengawasan Arus Pendapatan Secara Terpusat (P2APST).

Keputusan PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) sebagai anak perusahaan PT PLN (Persero) yang hanya menggunakan teknologi Intel itu berdampak pada biaya pembelian lisensi database dan biaya ATS (biaya garansi data base) yang harus dibayar negara akan menjadi sangat tinggi.

Padahal, masih banyak teknologi canggih yang bisa menurunkan biaya pembelian lisensi database oracle dan ATS data basenya da[at lebih ditekan.

Akibatnya, kebijakan tersebut dipandang telah menyalahi UU Persaingan Usaha serta berpotensi merugikan keuangan negara. Sebab, ketika ICON mengunci pada merek dan teknologi Intel mengakibatkan tidak terbukanya spesifikasi dan  beberapa teknologi yang terbaru serta lebih murah tidak bisa masuk.

Dirut ICON Plus, Yuddy Setyo membenarkan adanya penguncian hanya kepada teknologi intel based server terkait penyediaan infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak P2APST PLN-ICON yang nilai proyeknya sekitar Rp 200 miliar.

"Ada usulan dibuka supaya tidak hanya Intel, itu kan usulan bagus dan lebih fair, kalau perubahan itu lebih bagus kenapa tidak. Jadi anwizjing itu untuk sesuatu perbaikan," kata Yuddy, kepada wartawan, Selasa (8/9).

Setelah ada usulan agar pengadaan itu dibuka tidak hanya kepada teknologi Intel, Yuddy mengklaim, telah menyampaikan kepada jajarannya untuk dibuka dan tender dilakukan secara fair. Menurutnya, perbaikan itu akan dilakukan pada saat anwizjing tahap pertama.

"Jadi sudah mengarahkan kepada rekan-rekan dalam diskusi, kalau memang ada usulan lebih bagus dan fair kenapa tidak diikuti, kan begitu kira-kira. Jadi ini sudah saya sampaikan hari Jumat kemarin," ujarnya.

Selain dikunci pada teknologi Intel, penguncian terhadap oracle database diduga juga dilakukan. Di mana, pihak oracle diduga tidak fair.

Pasalnya, saat ini baik di RKS lelang maupun berita acara anwizjing pada 30 Agustus 2020, data base oracle telah diarahkan dan dikunci ke server harus Intel x86.

Sehingga, semua peserta harus meminta surat keterangan atau support letter dari oracle. Saat ini, ada informasi bahwa partner yang tidak membawa perangkat kerasnya Exadata milik oracle, maka partner tersebut tidak diizinkan untuk menjual data base oracle.

Sayangnya, ketika dikonfirmasi pihak oracle belum menjawab terkait dugaan parktek yang menyalahi UU persaingan usaha dan berpotensi merugikan negara tersebut.

Berdasarkan informasi yang beredar, hingga saat ini belum ada perubahan atau ademdum dari panitia tender penyediaan  infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak P2APST PLN-ICON. Semenrara, masukan harga akan dilakukan pada Senin (14/9).

Diketahui, hal-hal yang dikunci adalah, pertama, server harus teknologi intel based server, sehingga menutup peluang ditawarkannya teknologi prosessor yang lebih cepat, lebih baik, dan lebih ekonomis.

Kedua, mendukung teknologi SAN dan NAS, sehingga menutup dan mengunci teknologi user akses kolaborasi terkini untuk dapat berpartisipasi. Dan ini mengunci atau merujuk kepada istilah penamaan, seharusnya merujuk kepada fungsi atau kegunaan. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita