Israel Pasang Pengeras Suara Di Gerbang Wudhu Masjid Al-Aqsa Membuat Marah Umat Islam

Israel Pasang Pengeras Suara Di Gerbang Wudhu Masjid Al-Aqsa Membuat Marah Umat Islam

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Israel kembali berbuat ulah dengan memasang pengeras suara di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur yang diduduki, sebuah tindakan yang dikutuk oleh warga Palestina dan penjaga masjid Yordania.

Pemasangan pengeras suara pada Rabu (9/9) itu dianggap sebagai pelanggaran terhadap situs suci umat Islam tersebut.

Ini bukan kali pertama mereka memasang pengeras suara di kompleks suci umat Islam. Speaker baru yang dipasang di Gerbang Wudhu di bagian barat kompleks itu adalah pengeras suara Israel ketiga yang dipasang di dalam atau di sekitar kompleks sejak 2017.

Yang pertama dipasang tahun itu di atap dekat Sekolah Omariya, yang juga berdekatan dengan gerbang barat laut kompleks Bani Ghanim. Yang kedua didirikan pada hari Minggu lalu di atas Sekolah Syariah Al-Aqsa dekat Gerbang Timur Laut Suku.

Dengan set pengeras suara ketiga, otoritas Israel akan dapat menyiarkan ke sisi utara kompleks Masjid Al-Aqsa dari dalam dan luar, bersamaan dengan yang dijalankan oleh Wakaf Islam (wakaf) yang bertanggung jawab atas situs keagamaan tersebut.

Sistem pengeras suara akan memungkinkan pasukan Israel untuk membuat pengumuman dan instruksi kepada mereka yang hadir di masjid, termasuk jamaah Muslim dan pemukim Yahudi yang secara teratur menyerbu kompleks tersebut dengan melanggar perjanjian perwalian yang membatasi ibadah non-Muslim di situs tersebut.

Langkah Israel itu dipandang oleh warga Palestina dan jamaah Muslim sebagai upaya terbaru untuk mengancam integritas kompleks tersebut sebagai tempat ibadah Muslim, mungkin akan membuka jalan untuk gangguan lebih lanjut oleh pasukan Israel.

Mantan mufti agung Masjid Al-Aqsa, Ekrima Sabri, mengatakan kepada Middle East Eye bahwa Israel berupaya memaksakan kedaulatannya atas masjid dan merusak Wakaf Islam, wakaf yang berafiliasi dengan Yordania yang secara historis bertugas mengelola situs suci.

Sementara kompleks Masjid Al-Aqsa yang juga dikenal sebagai Haram al-Sharif adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam, beberapa orang Israel percaya bahwa itu dibangun di tempat Kuil Yahudi Pertama dan Kedua pernah berdiri. Beberapa tokoh sayap kanan Israel bahkan secara terbuka mengadvokasi penghancuran Al-Aqsa sehingga Kuil Ketiga bisa dibangun untuk menggantikannya.

"Tindakan pendudukan terhadap Al-Aqsa tidak valid dan ilegal," kata Sabri, Kamis (10/9).

"Kami tidak mengakui mereka. Kami menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab atas pelanggaran kesucian Al-Aqsa, karena secara langsung bertanggung jawab atas setiap agresi. dan itu adalah salah satu yang melindungi para pemukim yang menyerbu situs, mendorong untuk meningkatkan jumlah mereka," tambahnya.

Pada hari Senin (7/9), kementerian luar negeri Yordania mengutuk  pemasangan pengeras terbaru itu sebagai pelanggaran tiada henti Israel di kompleks Al-Aqsa.

Seorang juru bicara kementerian mengatakan 'praktik absurd' di situs warisan dunia UNESCO adalah tindskan tidak bertanggung jawab dan merupakan provokasi terhadap perasaan Muslim di seluruh dunia.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian Yordania juga menuntut diakhirinya pelanggaran, menekankan bahwa Masjid Al-Aqsa adalah situs Islam 'murni' dan bahwa pemerintahan Yordania atas Wakaf Yerusalem adalah satu-satunya otoritas yang bertanggung jawab untuk mengawasi semua urusannya.

Sejak pengumuman pada 13 Agustus bahwa Israel dan Uni Emirat Arab telah mencapai kesepakatan yang membuka jalan bagi hubungan diplomatik resmi antara kedua negara, Yordania telah memperhatikan dengan prihatin bagaimana perkembangan tersebut dapat memengaruhi perwalian kerajaan Hashemite di Yerusalem. [rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita