Bicara Pancasila, Gatot Nurmantyo Ungkap Kapan Prajurit Boleh Bunuh Atasan

Bicara Pancasila, Gatot Nurmantyo Ungkap Kapan Prajurit Boleh Bunuh Atasan

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo heran saat ada upaya yang mengubah dan mengganti Pancasila, beberapa pihak malah diam. Sebagai mantan prajurit TNI, Gatot mengakui dia bergelora melihat upaya mengubah Pancasila. Menurut Gatot Nurmantyo, Pancasila mesti dipertahankan.

Mengapa demikian? Gatot menjelaskan tiap prajurit TNI telah terikat sumpah setia pada negara sampai meninggal dunia. Makanya, dia resah saat melihat ada upaya untuk mengotak-atik Pancasila.

Gatot Nurmantyo mengatakan prajurit TNI semuanya telah disumpah saat dilantik menjadi prajurit.

Sumpahnya prajurit ada tiga yaitu pertama; Akan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945; Kedua, Akan tunduk pada hukum dan pegang teguh disiplin keprajuritan; Ketiga, Akan setia dengan tidak melanggar perintah.

Komandan boleh dibunuh

Sumpah prajurit itu diuji baru-baru ini saat ada upaya mengubah Pancasila.

“Saat Pancasila mau diganti kok diam ya, (alasannya) takut pada atasan. Karena ada (aturan) taat pada atasan dan tak langgar perintah,” ujar Gatot dalam deklarasi KAMI Jawa Barat, Senin 7 September 2020.

Namun demikian, mantan Panglima TNI itu menegaskan, prajurit boleh melawan bahkan membunuh atasan, manakala atasan telah melanggar sumpah setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kapan boleh tidak taat pada atasan dan kapan atasan boleh dibunuh? Ada waktunya, manakala atasan melanggar sumpah pertama, dan tidak pegang teguh hukum, itu boleh dibantah,” kata dia.

Pengkhianatan Pancasila

Gatot menegaskan atasan yang mencoba mengubah Pancasila wajib dilawan. Dalam sejarah, kata dia sudah, ada kasus atasan yang ingin mengubah Pancasila.

“Jadi apabila komandan sama-sama ingin mengubah Pancasila boleh di bunuh. Contohnya ada, G30S PKI. Cari Untung (Lekol Untung) anak buahnya (suruh cari) hidup atau mati. Komandan Brigade Infanteri I itu, anak buahnya dicari hidup atau mati, karena mengkhianati Pancasila,” ujarnya.

Lahirkan KAMI

Sebelumnya dalam ILC tvOne, Gatot Nurmantyo mengakui sejak 2017, dia merenungi kehidupannya dan sampai pada titik perenungan, apa yang bisa saya perbuat bagi bangsa ini?

Sebagai TNI, dia mengaku telah disumpah setia pada negara pada 38 tahun lalu. Meski saat ini dia sudah pensiun, mantan Panglima TNI bakal terus terikat sumpah setia pada negara sampai dia dikebumikan di tanah.

Namun kemudian ada momentum yang membuatnya bergelora pada sumpah setia pada negara.

“Saya terkejut begitu ada RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila). Yang membuat saya tekejut karena saya pernah disumpah 38 tahun lalu yang intinya sumpahnya demi Allah akan selalu setia NKRI,” ujarnya.

Menurutnya RUU HIP itu disinyalir merupakan jalan untuk mengubah Pancasila. Makanya Gatot merasa hal ini perlu dihentikan. Maka dari itu dia pun siap pasang badan untuk menjaga pilar NKRI.

“Makanya dalam pembukaan UUD 1945 kalau itu diubah maka Indonesia itu ya diubah. Maka saya akan pertanggungjawabkan ini. Minimal saya mengingatkan,” kata dia.[]

source: hops.id
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita