Bank Dunia: Pemulihan Ekonomi RI Tak Stabil karena Gagal Kendalikan COVID-19

Bank Dunia: Pemulihan Ekonomi RI Tak Stabil karena Gagal Kendalikan COVID-19

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Bank Dunia menyoroti pengendalian pandemi COVID-19 di Indonesia yang dinilai belum berhasil. Hal ini lantaran Indonesia belum memberlakukan karantina wilayah atau lockdown secara ketat. 

Dalam laporan terbaru Bank Dunia 'From Containment to Recovery,' disebutkan bahwa Indonesia justru mengandalkan kebijakan yang lunak untuk mengendalikan kasus COVID-19. Hal ini akan berdampak semakin banyaknya sektor informal yang menderita. 

"Indonesia menghadapi prospek pemulihan ekonomi yang tidak merata dan tidak stabil," ujar Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Aaditya Matoo, dalam konferensi pers daring, Selasa (29/9). 

Untuk itu, Bank Dunia juga menurunkan proyeksi ekonomi Indonesia di tahun ini dan tahun depan. Tahun ini, ekonomi domestik diperkirakan terkontraksi atau minus 1,6 persen hingga minus 2,0 persen. Padahal sebelumnya, Bank Dunia memproyeksi ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh positif 0 persen. 

Adapun di tahun depan, perekonomian Indonesia diperkirakan positif 3,0 persen hingga 4,4 persen. Sebelumnya, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi RI di tahun depan bisa mencapai 4,8 persen. 

Dia melanjutkan, pemulihan yang belum merata di tahun depan karena sejumlah sektor ekonomi masih akan terpukul di 2021. Utamanya terkait sektor informal dan jasa. 

"Pemulihannya akan berbentuk K? Saya bahkan tidak bisa membayangkannya, dan pemulihan mungkin tidak seimbang. Sektor-sektor informal, jasa, terpukul paling keras serta kemiskinan di Indonesia," jelasnya. 

Matoo juga memperkirakan vaksin COVID-19 tak akan tersedia dalam waktu dekat ini. Sehingga dia merekomendasikan kepada pemerintah untuk memperbaiki ekonomi sembari menunggu vaksin. 

"Lebih mudah untuk menghidupkan kembali ekonomi, tunggu vaksin, dan coba lah perbaiki kapasitas uji dan tracing," tambahnya. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita