Ratusan Petani Simalingkar Dan Sei Mencirim Kembali Jalan Kaki Geruduk Istana

Ratusan Petani Simalingkar Dan Sei Mencirim Kembali Jalan Kaki Geruduk Istana

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ratusan petani dari Desa Simalingkar dan Sei Mencirim kembali menggeruduk Istana Merdeka, Jakarta pada pagi ini Rabu (26/8).

Para petani dari Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) yang tergabung dalam Gerbang Tani itu mulai bergerak dari Kantor YTKI Gatot Subroto, Jakarta Selatan, menuju Istana Negara. Mereka berjalan kaki seperti biasa.

Dewan Pembina SPSB sekaligus Koordinator Aksi Gerbang Tani, Aris Wiyono mengatakan pihaknya akan tetap kembali melakukan unjuk rasa menuntut hak atas tempat tinggal dan lahan petani yang dirampas perusahaan plat merah PTPN II hingga tuntutan dipenuhi.

Menurutnya, negara harus hadir dalam memberikan kepastian hukum dan keadilan bagi petani Simalingkar dan Sei Mencirim, Sumatera Utara.

"Kami Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPSB) dan Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) kembali menggelar aksi. Negara wajib hadir dalam memastikan kepastian hukum dan keadilan bagi petani," tegasnya kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu, Rabu (26/8).

Pada saat aksi Senin (24/8) kemarin, para petani dijanjikan oleh utusan Istana yang diwakili oleh Deputi IV KSP bahwa tuntutan mereka akan diselesaikan dalam dua hari.

Ratusan petani ini telah berjalan kaki selama 41 hari dari Medan, Sumatera Utara menuju Jakarta. Total mereka telah menempuh jarak 1800 km dan tiba di Jakarta pada 8 Agustus lalu. Ketika di Jakarta, ratusan petani ini mencari keadilan dengan melakukan audiensi ke Kementerian BUMN hingga Kementerian ATR/BPN.

Upaya penyelesaian konflik agraria sejak puluhan tahun lalu diperjuangkan itu tidak pernah membuahkan hasil, mulai tingkat kabupaten hingga provinsi.

Hari ini mereka kembali berharap kepada kepala negara agar konflik antara petani dua desa dengan PTPN II ini terjadi di atas tanah seluas 1.704 hektare dengan rincian 854 hektare terjadi di Desa Simalingkar dan 850 hektare di Desa Simencirim. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita