Parlemen Dianggap Bersekongkol Dengan Pemerintah, Masinton: Kita Bukan Bagian Dari Yang Melobangi Kapal

Parlemen Dianggap Bersekongkol Dengan Pemerintah, Masinton: Kita Bukan Bagian Dari Yang Melobangi Kapal

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Anggapan ada persekongkolan antara pemerintah dengan parlemen dengan mengeluarkan kebijakan yang menyengsarakan rakyat dibantah anggota Komisi III DPR RI, Masinton Pasaribu. Pasalnya, 90 persen parlemen berasal dari koalisi partai politik pendukung pemerintahan.

“Kalau kita lihat bahwa yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi krisis ini menurut saya, di tengah-temgah pesimisme, tadi yang disampaikan teman-teman bahwa melihat 'wah ini ada persekongkolan para parlemen dengan pemerintahnya', enggak begitu juga,” ujar Masinton di acara Indonesia Lawyer Club (ILC), Selasa malam (18/8).

Menurut Masinton, anggota dewan di DPR RI kerap mengkritisi kebijakan yang dikeluarkan pemerintah yang menuai kontroversi di masyarakat. Hal itu dilakukan untuk sebagai bentuk fungsi pengawasan.

“Di parlemen juga kita kerap melakukan kritik terhadap pemerintah sendiri bahkan. Jadi itulah dinamika bahwa semangat untuk membangun Indonesia itu, benar-benar kita lakukan sama-sama,” kata politikus PDI Perjuangan ini.

Dengan demikian, Masinton membantah anggapan adanya persekongkolan pemerintah dan parlemen yang seakan-akan ingin menyokong pihak tertentu lantaran menjadi koalisi pemerintah.

“Tidak ada persekongkolan, satu kelompok mengklaim bahwa ini kapal karam kemudian ada yang melobanginya, dan kita bukan bagian dari melobangi itu. Kita justru sedang membangun optimisme dengan berlabuh dalam situasi terpaan badai krisis pandemik ini,” paparnya.

Menurutnya, capaian selama ini tidak datang tiba-tiba. Namun, melalui komitmen antara pemerintah dan parlemen untuk membangun bangsa.

“Saat ini kita optimis, benar-benar berjalan dalam situasi pandemik ini di mana negara-negara lain mengatasinya dengan ada gejolak sana sini, kita relatif bisa berjalan dengan baik,” tandasnya. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita