Pengamat: Ada Kesan Jokowi Mulai Tonjolkan Prabowo

Pengamat: Ada Kesan Jokowi Mulai Tonjolkan Prabowo

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menyatakan, jika ada babak baru pentas politik nasional di tengah wabah COVID-19 ini, maka itu adalah makin akrab dan mesranya Presiden Jokowi dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

"Bukan saja akrab secara personal berupa makin saling memahaminya kedua tokoh ini secara personal, juga makin padu dan baiknya jalinan politik keduanya," kata Ray kepada SINDOnews, Selasa (14/7/2020).

Bukan tanpa sengaja misalnya, kata Ray, cara Jokowi memberi amanah tambahan bagi Prabowo. Yakni menjadi ketua ketahanan pangan nasional. Amanah ini sekaligus mengkordinir setidaknya tiga kementerian: kementerian BUMN, kementerian pertanian, dan kementerian PUPR. Tentu saja, pengalaman Prabowo yang pernah jadi ketua umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia salah satu alasan mengapa jabatan ini diembankan kepada beliau.

Selain itu, lanjut dia, tugas baru ini membuat asumsi bahwa ketahanan pangan bagian dari pertahanan nasional di mana Menteri Pertahanannya adalah Prabowo, juga jadi dasar jabatan ini diemban oleh mantan Danjen Kopassus tersebut.

"Tapi, di luar kelayakan argumen itu, pilihan ini tak lepas dari jalinan makin dekatnya hubungan personal Jokowi dengan Prabowo. Ada kesan kuat, Jokowi mulai menonjolkan Prabowo. Masuk ke sektor yang berhubungan langsung langsung dengan kebutuhan publik," tutur dia.

Bahkan, sambung Ray, kebutuhan sangat strategis yakni menyangkut kebutuhan pangan masyarakat. Dengan sendirinya, jabatan baru ini akan menarik Prabowo ke persoalan harian masyarakat. Membuat Prabowo bahkan akan bisa tampil tiap hari untuk menjelaskan langkah atau tindakan pemerintah dalam menghadapai ancaman kelangkaan pangan nasional.

Menurut dia, bila hasilnya memadai, secara otomatis akan menaikan popularitas Prabowo. Dan, tentu saja, jika sebaliknya, akan juga dapat memudarkan namanya di pentas politik nasional di hari-hari ke depan. Jokowi dan Prabowo sama-sama melihat bahwa jabatan menhan memang bergengsi, tapi tidak populer, sehingga pengalaman 6 bulan terakhir ini menegaskan itu keakraban keduanya di pentas politik.

Mantan aktivis 98 asal UIN Jakarta ini menganggap, nama Prabowo redup sekali pun tidak jatuh. Popularitas dan elektabilitasnya hanya berkutat di angka 20%. Sementara pesaingnya, yang lebih muda, popularitas dan elektabilitasnya tampak cukup dinamis. 

"Maka, Prabowo membutuhkan jabatan yang bukan saja strategis atau bergengsi tapi juga memberi dampak pada popularitas. Saya kira, jabatan ini bagian dari upaya mendongkrak kembali popularitas Prabowo oleh Pak Jokowi. Jadi, kita tunggu langkah apa saja yang akan dilakukan oleh Pak Prabowo ke depan," katanya. []

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA