Mbah Tarso yang Hidup di Gubuk Karung Ternyata Dikenal Legenda Mancing Mania

Mbah Tarso yang Hidup di Gubuk Karung Ternyata Dikenal Legenda Mancing Mania

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Kisah Mbah Tarso yang hidup di gubuk karung di Purwokerto, Banyumas, Jawa Tengah ternyata dikenal sebagai sosok legenda mancing mania. Banyak warga yang mengenal Mbah Tarso sebagai legenda penangkap pelus atau sidat sejak puluhan tahun.
"Orangnya memang dari dulu puluhan tahun kerjanya cuma mancing. Aku kenal orang ini biasa dipanggil Tasa, jago mancing pelus. Pakarnya pemancing pelus tidak pakai sandal," kata salah satu warga Purwokerto yang sempat menjadi tetangga Mbah Tarso, Ricky (50) saat dihubungi detikcom, Jumat (10/7/2020).

Ricky mengaku mengenal Mbah Tarso sejak kecil. Seingatnya Mbah Tarso dikenal dengan nama Pak Tasa, dia pun mengaku sudah lama tak berjumpa dengan Mbah Tarso sejak rumah Mbah Tarso rusak tertimpa pohon roboh.

Cara mancing istilah nyogok pakai lidi ke lubang-lubang, kalau tidak ngrogoh pakai tangan. Biasanya dia (Mbah Tarso) celana pendek, (membawa) kaleng isi cacing, lidi, senar pancing dan jalan sepanjang sungai. Jalur mancing biasa di kali Banjaran, kali Bodas, tapi tidak semua sungai di lewati," ucapnya.

Selain Ricky, adapula Edi Wahono warga Kecamatan Rawalo, Banyumas yang juga mengaku mengenal sosok Mbah Tarso itu. Dia juga mengenal Mbah Tarsa sebagai pakar penangkap pelus.

"Sang legendaris tukang mancing pelus atau sidat. Dia bisa mendeteksi ada tidaknya pelus dengan merasakan getaran airnya," ujar Edi.

Selain legenda dalam menangkap sidat, Mbah Tarsa juga dikenal dalam pertunjukan Ebeg. Kala itu, kenang Edi kehadiran Mbah Tarso selalu dinanti.

"Tarsa itu legendaris bukan legendaris buat tukang mancing saja. Dulu kalau ada pertunjukan ebeg, dia itu kesurupan menjadi buaya-buaya, dan selalu diberi ayam Jawa hidup. Ayam digigit lehernya, diminum darahnya," kenang Edi.

"Tapi sejalan waktu pertunjukan pertunjukan seperti itu tidak diperbolehkan, masyarakat dulu selalu menantikan kehadiran Tarsa pada setiap pertunjukan Ebeg," sambungnya.

Baca juga:
Gunung Merapi Menggembung, BPBD Klaten Data Ulang Jumlah Warga di KRB III
Dia menjelaskan jika ketokohan Mbah Tarso di antara pemancing mania dan pertunjukan ebeg sangat dikenal. Rencananya dalam waktu dekat, teman-teman dari Majelis Luhur Kepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa Indonesia (MLKI) kabupaten Banyumas akan berempati ke rumah Mbah Tarsa.

Terpisah, Ketua Forum Lintas Komunitas Kabupaten Banyumas yang membantu Mbah Tarso, Muvik mengatakan jika pihaknya sudah mendapatkan persetujuan dari pemilik tanah untuk membuatkan rumah untuk Mbah Tarso. Rumah semi permanen tersebut rencananya akan mulai dibangun pada Sabtu (11/7).

"Pengerjaan rumah secara resmi mulai besok Sabtu, hari ini sudah mulai pengesetan rangka oleh aktivis," ucap Muvik.

Dana yang terkumpul hingga saat ini sudah mencapai sekitar Rp 12 juta. Pihaknya secara resmi menutup penggalangan dana pembangunan rumah Mbah Tarso.

"Dana terkumpul sekitar Rp 12 juta. Secara resmi penggalangan dana mbah Tarso kita tutup, karena dana yang terkumpul sudah lebih dari cukup. Antisipasi banyak yang memanfaatkan penggalangan untuk kepentingan pribadi atau kelompok," jelasnya(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita