Eks Menteri SBY: Kutipan Pajak Dan Tagihan PLN Menyengat, Tapi Kritik Masih Tak Didengar

Eks Menteri SBY: Kutipan Pajak Dan Tagihan PLN Menyengat, Tapi Kritik Masih Tak Didengar

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Beban hidup masyarakat Indonesia kian berat di saat pandemik Covid-19 mewabah. Rakyat tidak hanya kehilangan pekerjaan selama wabah, tapi juuga tercekik dengan meningkatnya iuran yang harus dibayar.

“Beban hidup kebanyakan rakyat masyarakat makin berat,” tutur mantan Menteri Kehutanan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), MS. Kaban dalam akun Twitter pribadinya, Sabtu (4/7).

Menurutnya, beban semakin bertambah lantaran kebijakan pemerintah gagal memahami keadaan yang diderita rakyat.

Seperti tidak turunnya harga BBM di kala harga minyak dunia tengah anjlok. Sebaliknya, pemerintah justru menaikkan sejumlah iuran, mulai dari BPJS, pajak, hingga tagihan listrik.

“BBM tidak turun ,kutipan iuran pajak meningkat tagihan PLN melonjak menyengat kantong rakyat,” tuturnya.

Namun sejurus itu, MS. Kaban menyesalkan sikap pemerintah yang masih bebal. Pemerintah dinilai tidak pernah mau mendengar kritik yang masih dari kelompok berseberangan. Bahkan tak jarang kritik itu disebut sebagai upaya makar.

“Pertanyaannya, kritik tak didengar, tidak ada respon perbaikan. Sepertinya pokoke aku sing kuoso. Ibarat tuli, pekak, budek, tungkikan, bisuu. Ya shabur,” tutup mantan ketum PBB itu.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita