Diksi New Normal Dianulir Pemerintah, Infus: Itulah Kenapa Publik Persoalkan Ucapan Jokowi

Diksi New Normal Dianulir Pemerintah, Infus: Itulah Kenapa Publik Persoalkan Ucapan Jokowi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Diksi new normal yang digaungkan pemerintah untuk memberikan keluasaan kepada masyarakat untuk menjalani aktivitas di tengah pandemik virus corona baru (Covid-19) dianulir.

Jurubicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengungkapkan dalam acara launching buku "Menghadang Corona" di DPR, Jumat (10/7), diksi new normal dia nyatakan salah. Justru yang benar menurutnya adalah adaptasi kebiasaan baru.

Hal ini kemudian dikomentari oleh Direktur Indonesia Future Studies (Infus), Gde Siriana Yusuf, yang disampaikan melalui akun Twitter miliknya @SirianaGde, Sabtu (11/7).

Dalam postingannya, Gde Siriana menuliskan sebuah komentar dengan mengajak followers dan pembacanya flashback dan mengingat ke waktu beberapa bulan yang lalu, di saat Presiden Joko Widodo mendeclare istilah new normal dengan narasi "berdamai dengan corona".

"Itulah kenapa publik beberapa waktu lalu permasalahkan ucapan Jokowi soal 'berdamai dengan corona'. Berdamai itu artinya berteman lagi. Yang paling pas ya 'beradaptasi dengan corona'," cuit Gde Siriana.

Oleh karena itu, Board Member of Bandung Innitiaves Network ini sudah menganggap tepat pengakuan pemerintah atas istilah new normal yang salah tersebut.

Namun dia menegaskan dan meminta pemerintah untuk tidak abai, dan tetap memperhatikan cara penanganan Covid-19 yang serius. Dalam arti, bisa segera menuntaskan pandemik asal Wuhan, China ini dengan protokol kesehatan yang ketat.

"Karena hidup harus terus berlanjut meski vaksin belum ada. Tapi protokol nya itu 'memerangi' corona," demikian Gde Siriana menutup cuitannya.[rmol]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita