Buronan Pembobol Bank BNI, Maria Pauline Lumowa Tiba Di Tanah Air

Buronan Pembobol Bank BNI, Maria Pauline Lumowa Tiba Di Tanah Air

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Maria Pauline Lumowa, pembobol Bank BNI senilai Rp 1.7 triliun akhirnya mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten usai diterbangkan langsung dari Serbia.

Dari pantauan Kantor Berita Politik RMOL, Pauline digelandang dengan memakai baju tahanan Bareskrim Polri berwarna orange dan tangan diborgol.

Selain Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Wakil Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Wadirtipideksus) Bareskrim Polri Kombes Suyudi Ario Seto ikut mengawal ekstradisi ini.

Dia bahkan tampak mengawal Maria Pauline Lumowa sejak turun dari pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GA 9790 di Bandara Soetta pada pukul 10.25 itu.

Suyudi kemudian membawa  Maria Pauline Lumowa ke ruang VIP Terminal 3. Maria Pauline Lumowa sendiri sempat menjalani pengecekan kesehatan dan tampak menandatangani berkas.

Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sebelumnya menuturkan, keberhasilan menuntaskan proses ekstradisi terhadap Maria Pauline tak lepas dari diplomasi hukum dan hubungan baik dengan Serbia. Selain itu, proses ekstradisi ini juga menjadi komitmen pemerintah dalam upaya penegakan hukum yang berjalan panjang.

Yasonna mengaku, proses pemulangan terhadap Maria Pauline sempat mendapat gangguan. Namun Pemerintah Serbia tegas pada komitmennya untuk mengekstradisi Maria Pauline Lumowa ke Indonesia.

"Indonesia dan Serbia memang belum saling terikat perjanjian ekstradisi, namun lewat pendekatan tingkat tinggi dengan para petinggi Pemerintah Serbia dan mengingat hubungan sangat baik antara kedua negara, permintaan ekstradisi Maria Pauline Lumowa dikabulkan," ungkap Yasonna.

Maria Pauline Lumowa merupakan salah satu tersangka pelaku pembobolan kas bank BNI cabang Kebayoran Baru lewat Letter of Credit (L/C) fiktif. Pada periode Oktober 2002 hingga Juli 2003, Bank BNI mengucurkan pinjaman senilai 136 juta dolar AS dan 56 juta euro atau sama dengan Rp 1,7 triliun dengan kurs saat itu kepada PT Gramarindo Group yang dimiliki Maria Pauline Lumowa dan Adrian Waworuntu.

Aksi PT Gramarindo Group diduga mendapat bantuan dari 'orang dalam' karena BNI tetap menyetujui jaminan L/C dari Dubai Bank Kenya Ltd., Rosbank Switzerland, Middle East Bank Kenya Ltd., dan The Wall Street Banking Corp yang bukan merupakan bank korespondensi Bank BNI.(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita