Beredar Rekaman Rencana Gerakan Reformasi Gulingkan Kerajaan Arab

Beredar Rekaman Rencana Gerakan Reformasi Gulingkan Kerajaan Arab

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gerakan reformasi untuk menyingkirkan keluarga Kerajaan Arab Saudi rupanya telah terencana sejak lama. Dalam sebuah rekaman lama yang baru-baru ini beredar, terungkap rencana jahat penggulingan kekuasaan.

Rekaman percakapan itu cukup mengejutkan. Dua anggota parlemen Kuwait membahas rencana busuknya. Yang mengejutkan, di dalam rekaman yang dibocorkan aktivis oposisi Qatar, Khalid al-Hail, terdengar suara Presiden Libya, Muammar Khadafi.

Kedua anggota parlemen Kuwait itu adalah Mubarak al-Duwailah, yang memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, dan mantan anggota parlemen lainnya Kuwait Fayez Hamed al-Baghili al-Rashidi.

"Gerakan reformasi yang dipimpin oleh Sa'ad al-Faqih telah menyebabkan gempa bumi besar di Arab Saudi," ujar Khadafi dalam rekaman itu, dikutip dari Al Arabiya, Selasa (30/6).

Khadafi menyinggung nama Al-Faqih, pembangkang Arab Saudi yang berbasis di London yang menuduh Departemen Keuangan Amerika memiliki hubungan dengan al-Qaeda pada 2004. Al Faqih berulang kali mengkritik Arab Saudi dan menyerukan jatuhnya keluarga Al Saud yang berkuasa.

"Dia mulai banyak mengeluarkan saluran visual yang mengutuk Al Saud dan rezim mereka dan menghasut orang untuk memberontak dan tidak taat. Saya telah melihat orang-orang dari Riyadh, dan kami tidak bermimpi bahwa suatu hari kami akan menggelar protes di Riyadh. Itu tidak mungkin," terdengar suara mereka.

"Tidak, mudah bagi kami untuk protes dan mereka tidak bisa memadamkan kami. Sekarang dunia terbuka dan semuanya ada di bawah mikroskop, mereka menangkap satu dan neraka akan terlepas, organisasi hak asasi manusia dan lainnya. Keluarga Al Saud telah menyerah pada segalanya, hanya ingin tetap berkuasa selama mungkin," kata Khadafi, pemimpin tertinggi militer Libya itu.

Kuwait Duwailah, seorang pemimpin Gerakan Konstitusi Islam Ikhwanul Muslimin, terdengar menyetujui status pemerintahan Arab Saudi.

"Kami mendengar dari orang-orang di sana bahwa situasi mereka tidak baik, bahkan di antara mereka sendiri mereka memiliki banyak masalah," katanya.

Minggu ini, pemerintah Kuwait menolak klaim al-Duwailah bahwa ia telah memberi tahu pemerintah bahwa ia sedang berbicara dengan Khadafi, seorang pemimpin asing. Al-Duwailah tidak membantah kebenaran rekaman itu.

Kuwait lainnya, al-Baghili, kemudian terdengar memuji rencanan Khadafi, menjulukinya sebagai saudara pemimpin dan memuji upaya penjagaan perdamaiannya di Sudan. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA