Pakar Pendidikan: Wacana Kebangkitan Komunis Tumbuh Subur di Kalangan Mahasiswa

Pakar Pendidikan: Wacana Kebangkitan Komunis Tumbuh Subur di Kalangan Mahasiswa

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pakar pendidikan dan peradaban, Prof Daniel M Rasyid menuturkan, komunis cukup berkembang subur di kalangan mahasiswa, apalagi setelah lulus mereka difasilitasi ke dalam berbagai saluran politik. Hal ini ditambah kecenderungan sistem kapitalistik yang menyebabkan kesenjangan dan penguasaan ekonomi tidak seimbang, tema tersebut selalu menarik menjadi bahan diskusi kelompok kiri.

Dia menyebutkan, pendidikan saat ini banyak yang terbengkalai dan jauh dari cita-cita pendiri bangsa. Sekolah sudah sangat teknokratik dengan bertujuan memfokuskan peserta didik pada profesinya setelah lulus, bukan untuk menjadi warga negara yang baik.

“Menjadi warga negara yang baik adalah memahami dasar bernegara dan bahasa Indonesia yang baik. Jadi, kalau sekarang ada wacana kebangkitan komunis, itu hanya subur di kalangan kampus yang suka dengan hal baru dan berpikir kritis,” kata Prof Daniel dalam diskusi virtual bertajuk ‘Ancaman Kebangkitan Komunisme dan Arogansi dibalik RUU Haluan Ideologi Pancasila?’, Sabtu (6/6).

Dia mengakui, dalam realitanya peserta didik banyak yang tidak kritis. Mereka hanya mendapatkan indoktrinasi dan menerima apa adanya ketika kegiatan belajar mengajar (KBM), sementara siswa yang pintar akan selalu kritis dan mencari hal baru.

“Maka, jika kita melakukan rekrutmen legislator yang tidak memahami sejarah dengan baik, ini berbahaya dan menjadi momentum penyusup asing memasukan naskah akademik yang jauh dari nilai berbangsa dan bernegara. Jadi, bisa dibilang pendidikan sejarah kita gagal dan pendidikan kewarganegaraan kita gagal,” katanya.

Jika sistem pendidikan ini tidak diperbaiki, dia khawatir banyak produk undang-undang yang bermasalah oleh wakil rakyat yang tidak memahami sejarah dengan baik. Selain itu, ideologi komunis akan tetap berkembang subur.

“Saya khawatir banyak undang-undang yang aneh-aneh, tapi ini memerlukan ketajaman pandangan dan kepekaan tertentu. Jangan sampai ada agenda yang aneh-aneh terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya. (*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA