Din: Bunga Setoran Calon Haji Kembalikan kepada Pemiliknya

Din: Bunga Setoran Calon Haji Kembalikan kepada Pemiliknya

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) M. Din Syamsuddin mengatakan dapat memahami keputusan Menteri Agama ang  membatalkan keberangkatan jamaah haji tahun ini, karena sangat beresiko sehubungan dengan persebaran pandemi Covid-19 yang masih tinggi.

Namun mantan Ketua PP Muhammadiyah itu menyarankan kepada Pemerintah untuk menjelaskan secara persuasif/meyakinkan kepada para calon jamaah, karena tentu sebagian dari mereka sangat kecewa.

“Sebaiknya nisbah atau bunga setoran calon jamaah (calhaj), yang disimpan di bank konvensional, minimal selama setahun ini, diberikan kepada pemiliknya, apalagi akibat Covid-19 mereka sangat membutuhkan,” ujar Din yang disampaikannya lewat WA kepada Harian Terbit, Kamis (4/6/2020).

Tidak Tepat

Sementara itu, Ketua Umum Badan Relawan Nusantara (BRN) Edysa Girsang mengatakan, saat situasi serba sulit karena banyak sekali umat yang terbebani keadaan, dan sebagian calon jamaah haji telah bertahun-tahun berharap bisa menunaikan ibadah haji maka tidak tepat dana haji digunakan untuk penguatan rupiah. Para jamaah haji pasti kecewa dana untuk ibadah digunakan untuk aktivitas lain.

"Bayangkan bagaimana tidak sakitnya mereka (jamaah haji), ketika dengar dananya dipakai ke tempat lain," paparnya.

Eki, panggilan akrab Edysa pun menilai, jika benar dana ibadah haji digunakan untuk penguatan rupiah maka pemerintah saat ini sangat miskin ide dan tidak kreatif. Karena yang dilakukan selalu menyakitkan hati rakyat.

"Padahal banyak jalan yang bisa dilakukan dari pada menggunakan dana umat.  Kan para menteri, penasehat presiden dan lainnya digaji untuk itu (cari ide) bukan malah ngakalin rakyat," tandasnya.

Terpisah, Beby Hendry Siahaya, salah seorang jemaat Gereja Cimanggis  Depok,  juga tidak setuju dana umat Islam digunakan untuk perkuat rupiah. Karena menggunakan dana haji untuk membantu pemerintah terkait penguatan atau menstabilkan rupiah menurut saya tidak relevan. Walaupun saat ini nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing tengah anjlok dalam waktu sekian lama.

"Apakah ada jaminan dengan cara tersebut rupiah akan kembali stabil? Saya malah menduga rencana tersebut malah menimbulkan protes dari berbagai kalangan atau pun tokoh nasional," paparnya.

"Seharusnya rencana tersebut dipikir baik-baik segala implikasinya. Apalagi katanya pemerintah tengah menyiapkan dana besar untuk rencana pindahkan ibu kota. Nah dana pindah ibukota barangkali bisa dijadikan alternatif sebagai penguatan nilai rupiah," tambahnya. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita