5 Fakta Mencekam Ricuh Demo di Madina Sumut Gegara Penyelewengan Dana Desa

5 Fakta Mencekam Ricuh Demo di Madina Sumut Gegara Penyelewengan Dana Desa

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Warga menggelar unjuk rasa menuntut pertanggungjawaban Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan, terkait dana desa di Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara (Sumut). Demo itu berakhir ricuh.
Demo yang disertai pemblokiran jalan tersebut digelar pada Senin 29 Juni 2020 sekira pukul 10.30 WIB tadi. Dalam aksi itu, warga meminta klarifikasi Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan, tentang anggaran desa tahun 2018 dan tahun 2020.

Warga juga disebut sempat membakar sejumlah mobil dan sepeda motor di lokasi.

Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan, kemudian menyampaikan pengunduran dirinya. Pengunduran diri ini disebut Hendri disampaikan demi keamanan di desa itu.

Kini suasana kembali kondusif dan polisi melakukan pengecekan di tempat kejadian perkara (TKP).

Berikut fakta mencekam ricuh demo di Madina gegara penyelewengan dana desa:

Mobil Wakapolres Madina Dibakar

Massa memblokade jalan lintas Sumatera (Jalinsum) hingga membakar mobil dinas Wakapolres Madina.

"Aksi pemblokiran Jalinsum di Desa Mompang Julu oleh sebagian masyarakat menuntut menurunkan jabatan Kepala Desa Mompang Julu Panyabungan Utara, Mandailing Natal," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja, saat dimintai konfirmasi, Senin (29/6/2020).

Tatan menyebut aksi itu terjadi pada pukul 10.30 WIB tadi. Dalam aksi itu, mereka meminta klarifikasi Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan, tentang anggaran desa tahun 2018 dan tahun 2020.

"Meminta Bapak Bupati Madina agar mencabut SK Kepala Desa Mompang Julu. Meminta penegak hukum untuk memeriksa, menangkap, kepala desa dengan dugaan penyelewengan dana desa," sebut Tatan.

Kemudian massa melakukan aksi blokade jalan. Negosiasi pun terjadi agar blokade jalan dibuka dan memproses tuntutan massa selambat-lambatnya lima hari.

Namun, massa pemblokade jalan tidak menerima dan meminta Bupati Madina segera mengeluarkan surat pemecatan terhadap kepala desa. Dalam hasil mediasi tidak ada titik temu dan mereka pun memblokade jalan.

Lalu, pada pukul 17.00 WIB, massa semakin tidak terkendali dan bertindak anarkis. Kemudian, melakukan penyerangan terhadap anggota TNI-Polri menggunakan kayu dan batu.

"Akibat penyerangan tersebut massa melakukan tindakan pembakaran 1 unit sepeda motor, 1 unit mobil Suzuki Baleno dan 1 unit mobil dinas Wakapolres Madina. Kemudian, ada 6 anggota Polres Madina mengalami luka lemparan batu dan saat ini mendapat perawatan di RSUD Panyabungan," ujar Tatan.

Saat ini, aksi blokade masih berlanjut. Petugas masih berada di lokasi. Petugas tetap melakukan langkah-langkah negosiasi.

"Sampai saat ini masih tetap memblokir jalan, Kapolres tetap melakukan upaya-upaya (menenangkan massa)," sebut Tatan.

Enam Polisi Luka-luka
Sebanyak enam orang anggota polisi luka-luka saat mengamankan aksi demonstrasi.

"6 anggota Polres Madina alami luka-luka saat bersiaga amankan aksi demo yang diakibatkan lemparan batu dari kerumunan masyarakat Mompang Julu yang anarkis," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan Atmaja, Selasa (30/6/2020).

Enam orang personel polisi yang terluka itu yakni AKP J Hutajulu, Aipda AB Siagian, Bripda WA Putra, Bripka AR Kurniawan, Briptu M Arif dan Bripka H Sitorus. Mereka mengalami luka memar hingga robek karena lemparan batu.

Tatan mengatakan pihaknya telah melakukan negosiasi untuk menghentikan aksi unjuk rasa warga. Tokoh adat hingga tokoh agama dilibatkan untuk menghentikan aksi.

"Sejumlah cara sudah di lakukan pihak Polres Madina mulai dari negosiasi hingga mengedepankan tokoh adat, agama dan masyarakat namun belum menemukan titik terang," jelasnya.

Selain menyebabkan korban dari kepolisian, Tatan menyebut unjukrasa warga ini juga menghambat perjalan bus yang melintasi wilayah itu. Sejumlah bus harus berhenti karena jalan yang diblokir warga.

Kades Ajukan Pengunduran Diri

Kades Mompang Julu, Hendri Hasibuan, mengajukan surat pengunduran diri. Hal tersebut dilakukan Hendri setelah terjadi unjuk rasa oleh warga yang berujung kericuhan di wilayahnya.

Dilihat detikcom, Selasa (30/6/2020), surat pengunduran diri itu ditulis oleh Hendri. Dalam surat itu, Hendri mengatakan dia mundur agar keamanan di wilayahnya terjamin.

Surat itu juga diteken oleh Hendri. Terlihat ada meterai Rp 6.000 yang ditempel pada surat itu.

"Dengan ini menyampaikan mengundurkan diri sebagai kepala desa Mompang Julu demi keamanan dan kenyamanan Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kab Mandailing Natal," tulis Hendri dalam surat itu.

Dipicu Dugaan Penyelewengan Dana Desa
Unjuk rasa tersebut dipicu dugaan penyelewengan dana desa oleh Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan.

Polisi mengatakan demonstrasi terjadi di Desa Mompang Julu, Panyabungan Utara, Madina, sejak pukul 10.30 WIB, Senin (29/6/2020). Ada ratusan warga yang diperkirakan ikut dalam aksi tersebut.

"Jadi tuntutannya itu, minta klarifikasi kepala desa tentang anggaran desa tahun 2018-2020 yang tidak bisa di klarifikasi menurut orasi dari mereka tersebut. Kemudian meminta Bapak Bupati Madina agar mencabut SK kepala Desa Mompang Julu," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Tatan Dirsan Atmaja saat dimintai konfirmasi, Selasa (30/6) dini hari.

Kemudian, meminta penegak hukum untuk memeriksa, menangkap, kepala desa dengan dugaan penyelewengan dana desa," sambungnya.

Tatan mengatakan massa aksi sempat memblokade jalan lintas Sumatera. Pihak kepolisian kemudian melakukan negosiasi agar blokade jalan dibuka.

Namun, sekitar pukul 17.00 WIB, kericuhan mulai terjadi. Tatan menyebut massa mulai melempar anggota TNI dan Polri yang berjaga di lokasi.

"Sekitar pukul 17.00 WIB, sore itu. Massa bertindak anarkis. Kemudian melakukan penyerangan terhadap anggota TNI-Polri menggunakan kayu dan batu," ucapnya.


Suasana Sudah Kondusif, Lalin Lancar
Suasana di lokasi kini mulai kondusif setelah demo massa di Mandailing Natal berakhir.

"Secara umum sudah kondusif. Tapi di lokasi kejadian personel dari Polres Madina dan Brimob Polda masih berjaga," ujar Paur Subbag Humas Polres Madina, Bripka Yogi Yanto, saat dimintai konfirmasi sekitar pukul 09.20 WIB, Selasa (30/6/2020).

Yogi mengatakan pihaknya bakal melakukan olah TKP terkait peristiwa kericuhan yang menyebabkan enam orang personel polisi terluka itu. Dia belum menjelaskan ada-tidaknya pihak yang diamankan terkait kericuhan tersebut.

"Nanti mau ke TKP, mengecek apa saja yang rusak. Kita mau lihat dulu situasi disana," ucapnya.

Yogi menjelaskan warga juga sudah tidak memblokir jalan. Arus lalu lintas di lokasi kejadian sudah lancar.

"Sudah (lancar). Tidak ada lagi blokade jalan. Lalin sudah lancar," jelasnya.(rmol)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA