16 Ribu TKI akan Pulang, Jokowi: Jangan Sampai Jadi Gelombang 2 Corona

16 Ribu TKI akan Pulang, Jokowi: Jangan Sampai Jadi Gelombang 2 Corona

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Presiden Jokowi kembali meminta jajaran untuk mengawasi secara ketat potensi penyebaran virus COVID-19 di Indonesia. Permintaan Jokowi tersebut menekankan pada pengawasan di gelombang kedua. 

Hal itu mengingat masih banyaknya peningkatan jumlah pasien positif COVID-19 di dalam negeri. 

 Jokowi menyebut pengawasan itu bisa dilakukan dalam beberapa klaster mulai dari pekerja migran atau TKI yang berasal dari luar negeri, para jemaa,h tablig hingga para pekerja industri. 

"Kita harus melakukan monitor secara ketat, potensi penyebaran di beberapa klaster. Ada klaster pekerja migran, Jemaah Tablig Gowa, klaster rembesan pemudik, industri, ini perlu betul-betul dimonitor secara baik," kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam ratas Laporan Gugus Tugas Penanganan COVID-19 secara virtual, Senin (4/5). 

Untuk para pekerja migran atau TKI, Jokowi menekankan pada rencana kepulangan 16 ribu ke Indonesia. Kendati demikian, dia tidak merinci kepulangan pekerja tersebut.  

"Kita lihat bahwa pekerja migran Indonesia sudah 89 ribu yang kembali dan akan kembali lagi 16 ribu. Harus ditangani baik-baik agar jangan sampai muncul gelombang kedua," ujarnya.  

Di sisi lain, untuk pekerja industri pun tak luput dari perhatiannya. Jokowi mengakui ada beberapa industri yang masih beroperasi di tengah penerapan PSBB.   

Untuk itu, dia meminta agar jajarannya bisa memastikan apakah sektor industri tersebut sudah menerapkan protokol kesehatan yang ditentukan. Sehingga bisa mencegah adanya risiko penyebaran virus mematikan tersebut.  

"Industri kita harus pastikan industri yang diizinkan beroperasi yang mana, melakukan protokol kesehatan secara ketat atau enggak, " tambahnya. 

Diketahui, hingga kini jumlah penderita positif di Indonesia mencapai 11.192. Sementara, pasien yang sembuh adalah 1876 dan pasien yang meninggal berjumlah 845. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita