Serap Obligasi Pemerintah, BI Borong SBN Senilai Rp 7,5 Triliun

Serap Obligasi Pemerintah, BI Borong SBN Senilai Rp 7,5 Triliun

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menuturkan bahwa pihaknya telah masuk untuk bidding atau lelang Surat Berharga Negara (SBN). Update per Selasa (28/4) kemarin, BI telah masuk dengan penawaran Rp 7,5 triliun.

“Kemarin, dari Kemenkeu (Kementerian Keuangan) mengindikasikan target lelangnya adalah Rp 20 triliun dengan target maksimalnya adalah Rp 40 triliun. Kemarin, bid yang masuk (SBN) adalah Rp 44,4 triliun,” kata dia melalui telekonferensi pers, Rabu (29/4).

Berdasarkan nota kesepahaman yang diatur oleh Kemenkeu untuk pembelian SBN, BI hanya bisa membeli maksimal 25 persen dari total penawaran.

“BI sebagai non-competitive bid, kita bid tapi tidak dihitung di dalam perhitungan harga. Kita hanya menyampaikan jumlahnya, tapi harganya itu ditentukan oleh bid dari pasar. Jadi, BI tidak ikut di dalam perhitungan harga di pasar. BI bisa maksimum bid-nya 25 persen dari target maksimum,” terangnya.

Dari 25 persen tersebut, pihaknya bisa melakukan penawaran sebesar Rp 10 triliun dari total Rp 40 triliun. Adapun, pada Selasa kemarin, penawaran yang masuk dalam penawaran SBN sebesar Rp 44,4 triliun.

“Kami ingin mendahulukan pelaku pasar. Biar pasar yang lebih banyak nge-bid. Sehingga, kami kemarin, di dalam non-competitive bid, kami bid-nya adalah Rp 7,5 triliun. Jadi kemarin bid yang masuk jumlahnya Rp 44,4 triliun di antaranya Rp 7,5 triliun dari BI,” tambah Perry.

Ia pun mejelaskan bahwa dari pengumuman pemerintah, Indonesia berhasil memenangkan Rp 16,6 triliun atau masih di bawah target indikatif. Maka dari itu, pihaknya pun akan membuka lelang tambahan atau green sue option.

“Hari ini pemerintah membuka lelang tambahan dengan harga kemarin. Kemarin harga rata-rata tertimbangnya untuk yield SBN 10 tahun kurang lebih 8,08 persen. Nah pemerintah hari ini saya dengar akan membuka lelang tambahan atau green sue option dengan harga yang seperti kemarin, jumlah targetnya adalah Rp 23,38 triliun. Itu karena target kemarin Rp 40 triliun dikurangi Rp 16,6 triliun tadi,” tutupnya.[jpc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita