Sebut WHO 'Kaki Tangan' China, Mantan Penasihat Keamanan AS Minta Tedros Adhanom Mundur

Sebut WHO 'Kaki Tangan' China, Mantan Penasihat Keamanan AS Minta Tedros Adhanom Mundur

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Penasihat Kemanan Nasional Amerika Serikat, John Bolton menyalahkan China karena berbohong mengenai wabah virus corona baru dan mengecam Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang telah menutupi kesalahan negeri tirai bambu tersebut.

Dalam sebuah cuitan yang diunggah oleh Bolton di akun Twitternya, @AmbJohnBolton, pada Selasa (7/4), ia menuding WHO telah menjadi "kaki tangan" China dengan menutupi kesalahan pemerintahan Presiden Xi Jinping.

"Karena itu, saya mendukung @marcorubio dan @tedcruz utnuk mendorong pengunduran diri Direktur Jenderal WHO (Tedros Adhanom Ghebreyesus). Dia telah menyesatkan dunia dengan mempercayai rezim komunis penipu," cuitnya.

Dalam serangkaian cuitannya yang dikutip Sputnik, Bolton juga menuding China telah menggunakan pandemik Covid-19 untuk tujuan militer hingga penyembunyian data.

Ia bahkan mengklaim China menggunakan Covid-19 untuk mengobarkan perang propaganda guna merusak kepemimpinan global Amerika Serikat.

Sebelumnya, Senator Ted Cruz dan Senator Marco Rubio memang meragukan kepemimpinan Tedros dalam menangani pandemik. Cruz juga mengatakan, WHO telah kehilangan kredibilitasnya karena tunduk pada Partai Komunis China.

Sementara menanggapi komentar dari Cruz dan Rubio, Kementerian Luar Negeri China mengecam hal tersebut.

Pada Kamis (2/4), jurubicara Kemlu China, Hua Chunying mengatakan China telah melakukan segala upaya yang terbaik untuk bersikap terbuka, transparan, dan bertanggung jawab.

"Kami memahami bahwa AS sedang menghadapi kesulitan dan beberapa pejabat berada di bawah tekanan dan merasa mendalam atas kesulitan rakyat Amerika," kata Hua.

"Karena semangat kemanusiaan, kami ingin memberikan dukungan dan bantuan kepada mereka. Tapi fitnah, noda dan permainan menyalahkan tidak bisa menebus waktu yang hilang. Lebih banyak kebohongan hanya akan membuang lebih banyak waktu dan menyebabkan lebih banyak nyawa yang hilang," lanjutnya. [rm]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita