Positif Corona Tembus 2.092, Hotel-Rumah Dinas Disulap Demi Ruang Isolasi

Positif Corona Tembus 2.092, Hotel-Rumah Dinas Disulap Demi Ruang Isolasi

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Jumlah kasus positif virus Corona (COVID-19) menembus angka 2.092. Ruang isolasi ramai-ramai disiapkan demi mengantisipasi lonjakan pasien Corona.
Data per Sabtu 4 April 2020, positif Corona 2.092 kasus. Pasien meninggal 191 orang dan pasien sembuh 150 orang.

Sejumlah gedung dan bangunan di sejumlah daerah dialihfungsikan demi tempat observasi dan isolasi pasien Corona, termasuk mengantisipasi kedatangan pemudik ke kampung halaman. Ada kampus, asrama haji, hotel bahkan rumah dinas pejabat daerah yang disulap menjadi ruang isolasi.

Berikut gedung dan bangunan yang disulap demi ruang isolasi Corona:


Kampus Politeknik


Pemkot Kediri menyiapkan kampus Politeknik 1 Kota Kediri dan RSUD Gambiran lama sebagai tempat isolasi bagi kedatangan pemudik.

Gedung perkuliahan yang sempat digunakan beberapa bulan lalu secara khusus disulap oleh Pemkot Kediri untuk menjadi ruang observasi bagi pendatang baik warga luar kota maupun imigran.

Di Kampus Politeknik 1 Kota Kediri di Jalan Mayor Bismo, sejumlah ruangan khusus disediakan untuk observasi. Sementara ruang di RSUD Gambiran digunakan untuk isoalsi. Ada 50 bed khusus warga yang menjalani observasi dan isolasi dengan dilengkapi pendingin ruangan dan ventilasi yang cukup.

Sejumlah anggota Satpol PP Kediri nampak menyiapkan perlengkapan tidur dan fasilitas ruangan berikut pos pengamanan saat observasi dan isolasi.

"Gedung (politeknik) ini akan menjadi lokasi observasi warga pendatang dan imigran selama 14 hari, kalau isolasi nanti di RSUD Gambiran lama," jelas Abu. Jumat (3/4/2020).

Tidak hanya gedung Poltek Kediri, RSUD Gambiran lama yang beberapa tahun tidak digunakan, kini kembali disiapkan sebagai lokasi isolasi pasien ODP.

Rumah sakit yang terletak di Jalan Wahid Hasyim ini sempat tutup karena sudah ada penggantinya yang baru, yakni RSUD Gambiran II yang terletak di Jalan Kapten Tendean.

Di rumah sakit ini terdapat ruangan Irna Melati dan Graha Wijaya Kusuma. Dua ruangan untuk isolasi ini memiliki 100 ruang tidur.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Kediri dr. Fauzan Adima mengatakan nantinya gedung RSUD Gambiran I ini akan digunakan untuk isolasi bagi kriteria Orang Dalam Pemantauan (ODP) dengan gejala ringan. Ada 18 ruangan di Irna Melati dan 40 ruangan di Graha Wijaya Kusuma yang sedang diperbaiki.

Sedangkan untuk ODP dengan gejala berat dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ditempatkan di RSUD Gambiran II.

Asrama Haji

Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama (Kemenag), Nizar Ali mengeluarkan surat edaran tentang penggunaan asrama haji sebagai karantina sementara pasien corona baik orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dengan pengawasan (PDP). Keputusan itu sebagai bentuk upaya mencegah penyebaran virus Corona.

"Saya telah menandatangani SE No 01010 tahun 2020 pada 1 April 2020. SE itu menjadi panduan bagi seluruh pengelola asrama haji dan peminjam/pengguna asrama haji dalam pencegahan, penanganan, dan pengendalian penyebaran COVID-19," ujar Nizar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (3/4/2020).

Nizar menjelaskan, ada beberapa ketentuan dalam penggunaan asrama haji sebagai tempat isolasi pasien PDP. Pertama, pemanfaatan asrama haji yang digunakan untuk tempat isolasi harus dikoordinasikan dengan Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, dan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat.

Kedua, kata Nizar, bagi yang hendak menggunakan Asrama Haji Embarkasi dan/atau asrama haji Antara dan/atau Asrama Haji Transit akan digunakan sebagai isolasi ODP dan PDP, biaya operasionalnya harus dikoordinasikan dengan Pemda setempat. Sebab, anggaran tersebut belum tersedia di Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh.

"Saat ini belum tersedia alokasi anggaran untuk penyiapan dan operasionalisasi ruang karantina pada DIPA Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah," ucapnya.

Nizar melanjutkan, alasan harus adanya koordinasi dari berbagai pihak untuk pemanfaatan asrama haji sebagai tempat isolasi ini, karena harus tertuang dalam berita acara. Sehingga, hak dan tanggung jawab pengelolaannya dapat dilaksanakan dengan baik.

Hotel

Ratusan mahasiswa menjalani proses isolasi di 3 hotel besar di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (Kaltim).

Hotel tersebut sengaja disediakan pemerintah setempat untuk menampung para mahasiswa dan mahasiswi yang baru pulang dari perguruan tinggi yang tersebar di Tanah Air untuk mencegah penyebaran virus Corona.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Kartanegara Martina Yulianti mengatakan mahasiswa dan pelajar yang pulang dari daerah terjangkit otomatis masuk kategori orang dalam risiko (ODR).

"Mereka akan diisolasi di hotel selama 14 hari, saat ini kita prioritaskan untuk mahasiswa dan pelajar yang pulang dari daerah terjangkit dan tanpa gejala klinis," kata Martina kepada detikcom, Selasa (31/3/2020).

Saat ini ada 181 mahasiswa dari luar Kutai Kartanegara yang diisolasi dan terbagi 109 di Hotel Grand Elty, 33 di Hotel Lesong Batu, dan 39 di Hotel Grand Fatma. Sementara 15 mahasiswa sudah melapor ke Dinas Kesehatan dan memilih melakukan isolasi mandiri.

Martina menegaskan tidak semua mahasiswa diisolasi di tempat yang disediakan. Tempat ini hanya disediakan bagi yang kesulitan melakukan karantina secara mandiri.

"Kalau mereka bisa melakukan isolasi mandiri di rumahnya, dan rumahnya juga layak maka mereka disarankan untuk Isolasi di rumah. Namun, jika di rumahnya tidak memungkinkan dilakukan isolasi, maka mereka akan kami tempatkan di sini," jelas dia,

Mengenai prosedur mahasiswa masuk ke hotel itu, Martina mengatakan, sejak mahasiswa, mereka sudah mendapat pengamanan ketat dari Dinas Kesehatan Kukar.

Rumah Dinas Bupati

Kendati wilayah Kabupaten Pangandaran masih tergolong zona hijau wabah Corona (Covid-19) atau belum ditemukan kasus PDP serta positif virus itu, ketersediaan ruang isolasi untuk penanganan pasien tetap harus disiapkan. Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata terus memikirkan keberadaan kamar isolasi.

"Saya sampai tak bisa tidur memikirkan ruang isolasi. Kita belum punya, sementara pandemi masih bergulir," kata Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata, Selasa (31/3/2020).

Sebelumnya, beberapa opsi sempat direncanakan meski akhirnya terbentur kendala. Misalnya alih fungsi bangunan Liposos Pemprov Jabar di Padaherang yang dipandang tak memenuhi syarat, kemudian rencana di Puskesmas Mangunjaya yang diprotes warga.

Kini upaya menyiapkan ruang isolasi itu mengarah ke bangunan gudang farmasi di komplek RSUD Pangandaran. "Alhamdulillah sekarang saya sudah tenang, gedung farmasi di RSU bisa digunakan untuk ruangan observasi. Jadi seandainya ada pasien PDP, bisa kita rawat dulu di sana sebelum dibawa ke rumah sakit rujukan Covid-19," tutur Jeje.

Tapi kebijakan itu membawa konsekuensi, untuk sementara Jeje harus pindah rumah dinasnya. Karena barang-barang yang ada di gudang farmasi dialihkan ke rumah dinas Bupati di daerah Cibenda, Kecamatan Parigi, Kabupaten Pangandaran.

"Tak masalah, saya masih bisa tinggal di rumah pribadi," ucap Jeje.

Sebagai daerah otonom baru, ketersediaan fasilitas gedung pemerintahan di Pangandaran belum mencukupi. Hampir semua kantor dinas menempati rumah kontrakan.

Gedung farmasi di komplek RSU Pangandaran diprediksi bisa menampung enam tempat tidur perawatan dan ruang tim medis. Saat ini sedang dilakukan persiapan agar bisa segera digunakan.

Gedung Pusdiklat

Pemerintah daerah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) siap mengalihfungsikan gedung dan hotel sebagai tempat karantina masyarakat hingga persinggahan para tenaga medis. Saat ini sejumlah calon lokasi tengah dikaji.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengatakan, pihaknya siap mengalihfungsikan gedung-gedung instansi di DIY saat ada lonjakan pemudik. Mengingat pemudik yang datang perlu untuk menjalani karantina selama 14 hari di tengah pandemi Corona ini.

"Kita juga harus punya cadangan, begitu ada lonjakan ada fasilitas yang kita cadangkan. (Gedung) Diklat, wisma haji, dan sebagainya bisa kita gunakan," kata Sultan saat ditemui wartawan di Gedhong Pracimosono, Kompleks Kantor Gubernur DIY, Kota Yogyakarta, Kamis (2/4/2020).

Sultan mengaku, pihaknya telah berkomunikasi dengan pihak terkait. Bahkan, pihaknya juga telah berkomunikasi dengan beberapa hotel.

"Juga ada teman-teman yang punya hotel sudah berkomunikasi. Karena dari pada hotel ditutup kan bisa saja digunakan untuk tinggal (tenaga medis), untuk karantina (masyarakat)," ucap Sultan.

Diwawancarai terpisah, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, pihaknya telah mempersiapkan dua gedung. Adapun dua gedung itu adalah gedung Pusdiklat Kemendagri dan Wisma Haji.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita