Luhut Ungkap Alasan Pemerintah Tak Larang Mudik: Supaya Ekonomi Tak Mati Sama Sekali

Luhut Ungkap Alasan Pemerintah Tak Larang Mudik: Supaya Ekonomi Tak Mati Sama Sekali

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Menhub Ad Interim, Luhut Binsar Panjaitan memberikan penjelasan alasan pemerintah tidak melarang warga mudik di tengah pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, pemerintah memutuskan untuk tidak mengeluarkan larangan resmi untuk mudik Lebaran ke kampung halaman.

Hal itu tentu berdasarkan beberapa pertimbangan baik secara ekonomi maupun kultural.

Luhut menyebutkan, ada kemungkinan larangan yang diterbitkan pemerintah tidak akan diindahkan oleh masyarakat.

Bisa jadi hal itu karena mudik sudah merupakan agenda bahkan tradisi tahunan bagi masyarakat Indonesia, khususnya perantau.

"Jadi yang pertama pertimbangan utamanya, dari tadi menjawab pertanyaan tadi, orang kalau dilarang pun mau mudik saja." seperti dikutip di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (2/4/2020).

Oleh karena itu, pemerintah hanya mengimbau kesadaran masyarakat akan risiko yang bakal ditanggung apabila tetap memaksa mudik.

Luhut mengingatkan, memaksakan mudik hampir dapat dipastikan seseorang sama saja membawa penyakit ke kampung halamannya.

"Jadi sekarang kami imbau kesadaran bahwa kalau Anda mudik pasti bawa penyakit. Hampir pasti bawa penyakit. Dan kalau bawa penyakit, di daerah bisa meninggal, bisa keluargamu," tegasnya.

Selain itu, pertimbangan pemerintah tidak melarang mudik dan hanya sekadar imbauan adalah agar ekonomi Indonesia tetap berjalan dan tidak mati sama sekali.

Menurut perhitungan pemerintah, tidak adanya pelarangan mudik juga merupakan opsi terbaik bila dibandingkan opsi yang lain.

Sebut saja apabila dibandingkan dengan opsi lockdown.

Sebagai contoh, negara India yang justru masyarakat kecilnya sangat terdampak akibat langkah tersebut.

Oleh karena itu, masyarakat hanya perlu didisiplinkan untuk tetap menjaga jarak dan sadar diri.

Tentunya, hal tersebut tidak terlepas dari bantuan semua pihak terutama media.

"Pertimbangan utama kita supaya ekonomi tidak mati sama sekali. Setelah kami hitung, ini pilihan yang terbaik," jelas Luhut.

"Katakan kita lockdown, di India, Malaysia, di China itu juga hanya di Hubei. Jadi dari pertimbangan semua itu, kami sarankan ke Presiden."

"Dan Presiden lebih jernih, kalau itu dilakukan maka dampak yang paling kena adalah masyarakat paling bawah," kata Luhut.

"Tapi kalau kita bisa disiplinkan masyarakat dan bantuan media berikan berita yang pas, dan jaga jarak, maka itu sangat membantu," imbuhnya.

Luhut menambahkan, Covid-19 sebenarnya sangat tidak cocok dengan iklim Indonesia yang panas.

Namun, apabila protokol untuk tetap menjaga jarak tidak diindahkan hal tersebut tidak berarti apa-apa.

"Dari hasil modeling, cuaca Indonesia yang panas dan humidity tinggi maka untuk Covid-19 itu enggak kuat. Namun kalau jaga jarak tak dilakukan ya tidak berarti," tandasnya.(*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita