Kesal Ada Demo Di Tengah Masa Lockdown, Duterte Perintahkan Aparat Tembak Mati Siapa Saja Yang Melanggar

Kesal Ada Demo Di Tengah Masa Lockdown, Duterte Perintahkan Aparat Tembak Mati Siapa Saja Yang Melanggar

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wabah virus corona tidak bisa lagi dianggap main-main. Presiden Filipina Rodrigo Duterte bahkan mengeluarkan perintah yang sangat serius, yaitu menembak mati siapa saja yang melanggar peraturan pemerintahannya.

Bagi Duterte, saat ini menjadi saat yang genting yang memerlukan kerja sama masyarakat agar persoalan kesehatan akibat virus corona bisa tertanggulangi bersama. Masyarakat cukup berdiam di rumah dan menjaga jarak. Hanya itu. Namun, masih banyak masyakarat yang tidak mengindahkannya.

Bahkan ketika Filipina memiliki angka kasus virus corona sebanyak 2.311 dengan angka kematian mencapai 96 orang, Duterte melihat masyarakat masih saja tidak mengindahkan larangan keluar rumah, bahkan membuat aksi demo.

Filipna memberlakukan lockdown di negara itu, terutama untuk Pulau Luzon selama satu bulan, untuk menghentikan penyebaran virus corona baru, Covid-19. Luzon, di mana Kota Manila ada di sana,  adalah pulau terbesar di Filipina dan juga terpenting dalam bidang ekonomi dan politik.

"Biarkan ini menjadi peringatan bagi semua. Ikuti pemerintah saat ini karena sangat penting bahwa kita memiliki perintah," tegas Duterte  dalam pidato nasional yang disiarkan stasiun televisi setempat pada Rabu tengah malam.

Dia memerintahkan polisi dan militer untuk menembak mati siapa pun yang melanggar aturan lockdown.

Duterte juga menekankan jangan ada masyarakat yang dengan sengaja membahayakan para pekerja medis, seperti melanggar aturan kesehatan yang telah ditetapkan.

"Dan jangan membahayakan pekerja medis, para dokter...karena itu adalah kejahatan serius. Perintah saya kepada polisi dan militer, jika ada yang membuat masalah, dan hidup mereka dalam bahaya; tembak mati mereka!" tegas Duterte, mengutip Al Jazeera, Kamis (2/4).

Duterte mengeluarkan perintah ini setelah para warga di Kota Quezon Manila melakukan protes di sepanjang jalan. Mereka menuntut pemerintah karena belum menerima bantuan paket makanan sejak lockdown dimulai dua minggu lalu.

Warga berkerumun menyuarakan protesnya. Demo berlangsung cukup lama, bahkan sempat terjadi bentrokan dengan aparat di tengah masa lockdown dan itu membuat Duterte marah.

Polisi bergerak mengamankan sekitar 20 warga yang memancing kerusuhan.

"Kami di sini untuk meminta bantuan karena kelaparan. Kami belum diberi makanan, beras, bahan makanan atau uang tunai. Kami tidak punya pekerjaan. Kepada siapa kami berpaling," kata seorang warga yang membuat kericuhan.

Para aktivis mengecam penangkapan itu. Juga mendesak pemerintah agar segera menyalurkan bantuan di bawah program perlindungan sosial senilai 200 miliar peso (USD4 miliar) untuk membantu keluarga miskin dan mereka yang kehilangan pekerjaan akibat lockdown.

"Menggunakan kekuatan berlebihan dan penahanan tidak akan memadamkan perut kosong orang Filipina yang, sampai hari ini, tetap belum merima bantuan uang tunai," kata kelompok pembela hak-hak perempuan, Gabriela.

Sekelompok warga membawa poster bertuliskan "tes massal, bukan penangkapan massal".(rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita