Skenario Pertumbuhan Ekonomi Nol Persen, RI Masuk Jurang Krisis

Skenario Pertumbuhan Ekonomi Nol Persen, RI Masuk Jurang Krisis

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Indonesia dinilai sudah masuk jurang krisis jika skenario terburuk pertumbuhan ekonomi 0% akibat imbas pandemi corona (Covid-19) benar-benar terjadi. Seperti diketahui, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyebutkan penyebaran virus corona bisa membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia merosot 2,5% atau bahkan 0%.

Menkeu menuturkan, banyak lembaga internasional yang sudah membuat skenario pelemahan pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak corona. Kementerian Keuangan juga telah membuat skenario dengan memperhitungkan sejumlah faktor seperti durasi wabah corona, dampaknya terhadap perdagangan internasional, penerbangan, hotel, konsumsi rumah tangga, disrupsi tenaga kerja, hingga harga minyak dunia yang turun drastis.

Dengan skenario yang paling moderat, kata Menkeu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih bisa mencapai di atas 4%. Namun, jika masalahnya jauh lebih berat, dimana durasi Covid-19 lebih dari 3-6 bulan, dan kemungkinan terjadinya lockdown, dan perdagangan internasional turun di bawah 30%, maka skenario bisa lebih dalam. Pertumbuhan ekonomi bisa hanya 2,5% bahkan 0%.

"Itu kan bicara pertumbuhan ekonomi 0% artinya PDB tahun 2020 dan 2019 angkanya sama. Ini menunjukkan Indonesia masuk dalam jurang krisis ekonomi. Kalau 2020-nya sudah 0% maka di tahun 2021 bisa negatif," ujar Ekonom Indef Bhima Yudisthira saat dihubungi di Jakarta, Minggu (22/3/2020).

Sementara, Ekonom CORE Piter Abdullah menilai, meskipun pertumbuhan ekonomi negatif belum bisa dikatakan bangkrut. Dia mengatakan, semua negara termasuk negara besar pun pernah mengalami pertumbuhan ekonomi yang negatif.

"Itu adalah business cycle yang normal. Apalagi sekarang ini penyebabnya Lebih karena faktor wabah corona yang menyerang semua negara. Saya meyakini masih akan tumbuh positif walaupun sudah pasti sangat rendah," ujarnya.(sn)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita