Sekarang Cetak KK hingga Akta Pakai Kertas HVS, Negara Hemat Rp 450 M

Sekarang Cetak KK hingga Akta Pakai Kertas HVS, Negara Hemat Rp 450 M

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah meluncurkan mesin Anjungan Dukcapil Mandiri (ADM) di 8 kabupaten/kota salah satunya di Magetan dan Tangerang Selatan.

Mesin 'ATM' Dukcapil tersebut bisa mencetak 23 dokumen administrasi seperti Kartu Keluarga (KK), e-KTP, hingga Akta Kelahiran dan Akta Kematian dalam hitungan detik.

Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Zudan Arif mengatakan, melalui mesin ini dokumen seperti KK dan Akta akan dicetak dengan kertas putih biasa alias kertas HVS. Namun, akan disematkan QR code dalam kertas tersebut.

"Dengan perubahan ini, di Dukcapil merubah lagi satu pendekatan yang dulu dengan security printing, sekarang dengan kertas putih biasa. Jadi bapak bupati, walikota, besok jangan kaget bahwa KK, Akta itu semua dengan kertas putih biasa, dengan QR code," kata Zudah dalam acara Penandatanganan Komitmen Pembangunan Mal Pelayanan Publik di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPan-RB), Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Perlu diketahui, KK, Akta Kelahiran, dan Akta Kematian memang selama ini dicetak menggunakan kertas khusus dari Dukcapil. Dengan perubahan penggunaan kertas biasa ini, menurutnya bisa menghemat pengeluaran anggaran hingga Rp 450 miliar.

"Seluruh Indonesia kita menghemat Rp 450 miliar kurang lebih setiap tahun dengan paradigma baru itu," tutur dia.

Selain mengenalkan paradigma baru tersebut, Zudan juga mensosialisasikan aplikasi Dukcapil yakni EKORPRI AKUI yang bisa diunduh di Playstore. Aplikasi itu memiliki sistem artificial intellegence (AI) bernama Robot Gisa yang mampu memberikan informasi lengkap mengenai pengajuan administrasi pendudukan, dan sebagainya.

"Kita bisa menanyakan apa pun lewat AI Robot Gisa ini. Bisa mengenai persyaratan dan cara membuat KTP, kantor Dukcapil terdekat," papar dia.

Menurut Zudan, aplikasi ini dibuat untuk menghindari hoax terkait administrasi kependudukan.

"Lalu kami ingin membangun standar informasi Adminduk. Maka kami menggunakan pendekatan AI. Agar masyarakat dapat layanan Adminduk yangsama di seluruh Indonesia dah mencegah hoax," pungkasnya.(df)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA