Menko Airlangga Klaim Kartu Pra-Kerja Solusi Masyarakat Terdampak COVID-19

Menko Airlangga Klaim Kartu Pra-Kerja Solusi Masyarakat Terdampak COVID-19

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Kartu Pra-Kerja merupakan salah satu solusi alternatif bagi masyarakat di tengah imbauan beraktivitas di rumah akibat wabah virus corona atau COVID-19.

“Dalam situasi ancaman COVID-19 di mana masyarakat bekerja di rumah maka saya berharap Kartu Pra-Kerja bisa menjadi solusi alternatif untuk meningkatkan tampilan baru,” katanya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat.

Airlangga mengatakan masyarakat bisa mendapat skill baru (skilling), meningkatkan keterampilan di bidang yang telah ditekuni (upskilling), atau di bidang yang baru (reskilling) melalui berbagai jenis pelatihan secara daring pada program ini.

Ia menyatakan sesuai Peraturan Presiden (Perpres) 36 Tahun 2020, Kartu Pra-Kerja merupakan bantuan biaya pelatihan bagi masyarakat yang mencari pekerjaan maupun tidak.

Meski demikian, Airlangga menyatakan prioritas program ini diberikan kepada pencari kerja muda karena terdapat 3,7 juta penduduk berusia 18 hingga 24 tahun yang belum mendapat pekerjaan.

Ia menjelaskan skema Kartu Pra-Kerja yaitu setiap WNI di atas 18 tahun mendaftarkan diri secara online di situs www.prakerja.go.id mulai awal April mendatang kemudian memilih jenis pelatihan melalui platform digital mitra resmi pemerintah.

Delapan platform digital mitra resmi pemerintah itu terdiri dari BukaLapak, MauBelajarApa, Pintaria, Ruangguru, Sekolahmu, Tokopedia, Pijar Mahir, dan Sisnaker.

Pemerintah memberikan pagu sekitar Rp3 juta sampai Rp7juta per orang pada program Kartu Pra-Kerja sehingga peserta dapat memilih jenis pelatihan yang tersedia di platform digital tersebut sesuai minat masing-masing.

Ia mengatakan pemerintah juga bekerja sama dengan BNI, OVO, dan LinkAja untuk melakukan pembayaran sehingga mulai dari pendaftaran, pemilihan pelatihan, hingga pembayaran dapat dilakukan secara online.

Airlangga melanjutkan, untuk pelatihan sendiri bisa diikuti secara online dan offline dengan syarat yang tatap muka diberi batasan maksimal 20 orang per kelas agar dapat memitigasi penyebaran virus corona.

“Pelatihannya bisa online dan offline dengan memberikan satu kali kesempatan kepada satu peserta karena itu diharapkan agar masyarakat bisa cermat dalam memilih (jenis pelatihan),” katanya.

Di sisi lain, Airlangga mendorong pelatihan secara online karena adanya wabah COVID-19 sehingga ia mengimbau kepada penyelenggara kursus pelatihan agar mendaftar sebagai mitra penyedia pelatihan di platform digital.

“Tentukan situasi COVID-19 ini kami mendorong online terlebih dahulu,” ujarnya.(ht)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA