Mengenal Asteroid Apollo yang Lewati Bumi saat Ramadhan

Mengenal Asteroid Apollo yang Lewati Bumi saat Ramadhan

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Pada awal Mei 2020 nanti, sebuah benda langit yang dikenal dengan asteroid 2016 HP6 akan menyambangi Bumi yang kita tinggali. Asteroid itu memiliki sumbu setengah panjang sebesar 1,579 SA atau 236 juta kilometer dengan kelonjongan orbit sebesar 0,357. 

Asteroid 2016 HP6 memiliki jarak terdekat dengan Matahari sebesar 1,014 SA dengan kemiringan orbit 3,92 derajat terhadap ekliptika. Dengan kata lain, sedikit lebih miring dibandingka orbit Venus (inklinasi 3,39 derajat). 

Asteroid yang akan melewati Bumi pada pertengahan Ramadhan itu memiliki periode orbit selama 724,5 hari atau 1,98 tahun. Periode yang sedikit lebih lama dibandingkan periode orbit Mars yakni 687 hari atau 1,88 tahun. 

Asteroid 2016 HP6 diperkirakan punya ukuran antara 23 hingga 52 meter dengan magnitudo absolut +25,3, jika diamati pada jarak 1 SA dari Matahari dan pengamat. Asteroid ini memiliki jarak perpotongan orbit minimum (minimum orbit intersection distance, MOID) sebesar 0,0053817 SA atau 805 ribu kilometer terhadap orbit Bumi, yang jauh lebih kecil dari 0,05 SA atau 7,5 juta kilometer. Namun magnitudo absolutnya lebih besar daripada +22, sehingga objek ini tidak dapat dikategorikan sebagai objek berpotensi bahaya (Potentially Hazardous Object, PHO). 

Dilansir dari Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, lintasan orbit asteroid dapat berubah dikarenakan tarikan gravitasi planet. Saintis percaya, asteroid sesatan (stray asteroid) maupun pecahan dari tabrakan asteroid lebih awal telah menabrak Bumi di masa silam, yang berperan penting dalam evolusi planet Bumi. 

2016 HP6 dikategorikan sebagai asteroid Apollo. Untuk lebih jelasnya, kalian bisa lihat sejumlah fakta menarik tentang asteroid Apollo di bawah ini:

Apa itu Asteroid Apollo?

Asteroid Apollo pertama kali ditemukan pada 24 April 1932 yang dikenal dengan 1862 Apollo. Masa hidup asteroid yang masuk dalam kelompok Apollo relatif singkat yakni sekita 10 juta tahun. Sebabnya karena asteroid berpotensi bertabrakan dengan Planet. 

Asteroid Apollo memiliki sumbu setengah panjang lebih besar dibandingkan dengan orbit Bumi (> 1 Satuan Astronomi, SA) tetapi jarak perhelionnya lebih kecil dibandingkan aphelion Bumi (< 1,017 SA). 

Bisa jadi ancaman penduduk Bumi

Apabila berada pada jarak yang sangat dekat dengan Bumi, keberadaan 2016 HP6 yang termasuk asteroid Apollo bisa mengancam kehidupan umat manusia di planet ini. 

Planetary Defense Coordination Office NASA mencatat, peristiwa jatuhnya asteroid sebenarnya merupakan proses alami yang terjadi terus menerus. Setidaknya, ada 80 hingga 100 ton material asteroid yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa setiap harinya. Wujudnya bisa berbentuk debu dan meteroit kecil atau pecahan asteroid yang hancur di atmosfer Bumi. 

Sensor radar pemerintah AS telah mendeteksi hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil dalam 20 tahun terakhir. Mereka memasuki atmosfer Bumi dan menciptakan bolide atau fireball. 

Bolide merupakan meteroid berukuran besar. Ia akan terbakar dengan sangat lambat dan bisa terlihat hingga lebih dari 10 detik. 

Sedangkan fireball bisa terlihat 5 sampai 10 detik. Ukurannya sedang dan akan terbakar dengan lambat. 

Asteroid Apollo yang pernah meledak di Bumi

Meteor Chelyabinsk yang diduga merupakan asteroid dari kelompok Apollo pernah meledak di atas langit kota Chelyabinsk, Rusia, pada 2013 silam. Chelyabinsk adalah asteroid kecil berukuran 17 meter atau setara dengan bangunan enam lantai. 

Oleh Space.com, ledakan Chelyabinsk yang terjadi tujuh tahun lalu disebut lebih kuat dari ledakan nuklir. Peristiwa mencekam itu pun memicu gelombang kejut yang melukai sekitar 1.200 orang. 

Beberapa ilmuwan menyebut meteor itu sangat terang, sehingga cahayanya secara singkat mungkin bisa mengalahkan Matahari. 

Para ahli memperkirakan, bahwa benda jatuh alami yang besarnya sama dengan pecahan meteorit di Chelyabinsk terjadi sekali atau dua kali dalam 100 tahun. Benda jatuh alami yang lebih besar diperkirakan sangat jarang terjadi (dalam skala ratusan hingga ribuan tahun). Namun mengingat ketidaklengkapan katalog Objek Dekat Bumi saat ini, benda jatuh alami seperti meteorit Chelyabinsk dapat terjadi kapan saja. (*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita