Fahira Idris: Jangan Kompromi, Tayangan Kekerasan ‘Racun’ Bagi Anak Kita!

Fahira Idris: Jangan Kompromi, Tayangan Kekerasan ‘Racun’ Bagi Anak Kita!

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kasus pembunuhan yang diduga dilakukan gadis remaja 15 tahun terhadap anak berusia 5 tahun di Jakarta Pusat menjadi duka mendalam dan keprihatinan semua orang, termasuk anggota DPD RI Fahira Idris.

Fahira semakin prihatin lantaran terduga pelaku terinspirasi dari film yang menampilkan adegan pembunuhan.

Senator DKI Jakarta itu mengatakan bahwa sejak dulu tayangan kekerasan memang sudah menjadi tantangan bahkan ancaman bagi tumbuh kembang anak, terlebih saat ini di mana semua serba terkoneksi.

Berbagai penelitian, sambungnya, sudah membuktikan bahwa konten kekerasan dapat menyebabkan perilaku agresif pada anak-anak, dan perilaku ini bisa sangat berbahaya. Terlebih, jika konten kekerasan tersebut melibatkan senjata atau adegan pembunuhan.

“Tayangan kekerasan itu ‘racun’ bagi anak-anak kita. Oleh karena itu, tidak boleh ada kompromi, kita harus luangkan waktu mengontrol tontonan anak-anak kita,” ujar aktivis perlindungan anak ini di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/3).

Menurutnya, anak-anak yang sudah terpapar dengan tayangan kekerasan sangat berpotensi menggerus atau menurunkan sensitivitas anak tersebut terhadap kekerasan di kehidupan sehari-hari, sehingga anak berpikir bahwa kekerasan itu adalah hal yang biasa.

Lebih berbahaya lagi, jika anak-anak meniru dan mempraktikkan adegan kekerasan yang dilihatnya. Potensi ini besar terjadi, karena anak-anak umumnya selalu meniru apa yang mereka lihat dan tidak tertutup kemungkinan perilaku dan sikap mereka akan meniru kekerasan yang mereka tonton.

“Selain itu, yang menjadi persoalan besar adalah masih banyak orang tua belum sepenuhnya menyadari bahwa di dunia yang serba terkoneksi saat ini, anak-anak sangat mudah terpapar tayangan kekerasan baik dari televisi, internet, film atau games, sehingga lalai mengawasi apa yang ditonton anak setiap hari,” pungkasnya. (rm)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita