Cerita Risma Halaman Rumahnya Dipenuhi Ular Saat Tutup Eks Lokalisasi Dolly

Cerita Risma Halaman Rumahnya Dipenuhi Ular Saat Tutup Eks Lokalisasi Dolly

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini berbagi cerita beratnya saat akan menutup kawasan eks Lokalisasi Dolly. Cerita itu ia sampaikan saat memberikan sambutan peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-97.
"Berat sekali saat itu, banyak sekali gangguan saat membubarkan tempat itu," tutur Risma di hadapan ribuan hadirin di Aula Bir Ali Asrama Haji, Sukolilo Surabaya, Minggu (8/3/2020).

Bahkan, menurut Risma, hampir setiap malam halaman kediamannya selalu dipenuhi kiriman ular. Meski begitu, ia tabah dan sabar menghadapinya.

"Tiap malam halaman rumah selalu ada ular, tapi saya kuat," terang wali kota 2 periode itu.

Risma mengaku heran dengan keberadaan kiriman ular-ular yang tiba-tiba memenuhi halaman rumahnya itu. Meski begitu, rumahnya kini sudah aman dari gangguan ular yang entah dari mana datangnya itu.

Sekarang bapak-bapak kalau lewat sana sudah enggak ada gangguan lagi," terangnya.

Bukan sekali ini Risma bercerita tentang teror yang harus dihadapi saat memutuskan menutup Dolly. Terakhir di di acara d'Yothizen detikcom Goes to Campus di Universitas 11 Maret (UNS) Solo juga Risma membagikan pengalamannya itu.

Saat itu, Risma bercerita tentang dia dan keluarganya diserang teror berupa kiriman-kiriman gaib terkait keputusannya menutup eks Lokalisasi Dolly. Risma menceritakan bahwa sering kali rumahnya tiba-tiba tnampak seperti terbakar atau tiba-tiba ada ular di dalam rumah yang siap menyerang.

Sekelumit cerita Risma seakan membuka tantangan dan penolakan warga saat itu. Lokalisasi Dolly ditutup sejak 2014 lalu. Banyak yang menolak karena dianggap mematikan perekenomian warga, namun sebagian setuju dengan penutupan lokalisasi tersebut.

Bahkan sebagian warga yang tidak setuju Lokalisasi Dolly ditutup melakukan class action Rp 270 Miliar ke Pemkot Surabaya. Meski akhirnya gugatan itu ditolak Pengadilan Negeri (PN) karena salah alamat, namun Risma mengaku tidak ikhlas.

Risma mengaku siap dibunuh, jika masih ada yang ingin mengusik kawasan eks Lokalisasi Dolly-Jarak agar permasalahan di tempat tersebut cepat selesai.

"Kalau memang mau itu (terus berulah), bunuh saya biar selesai. Tapi saya tidak ikhlas kalau anak-anak Surabaya hancur," ucap Risma dengan nada tinggi usai memberikan kuliah umum di Universitas Surabaya (Ubaya) 2018 lalu.

Risma sempat menjelaskan salah satu alasan menutup lokalisasi terbesar se-asia tenggara itu demi masa depan anak-anak di tempat tersebut.

"Kalau tahu ceritanya mengerikan sekali, tapi saya tidak ingin cerita itu. Yang sudah ya sudah, ayo kita mulai bersama sama, masalah mari kita selesaikan. Kita harus tahu ada yang harus diselamatkan, karena masa depan bangsa ini, kota ini ada di tangan anak-anak termasuk anak di Dolly," tegasnya.

Wali Kota perempuan pertama di Surabaya ini mengungkapkan tidak ingin namanya dikenang maupun disebut karena dianggap berhasil melakukan penutupan lokalisasi.

Kini, warga kawasan eks Lokalisasi Dolly patut dibanggakan. Sebab, warganya ada yang sukses membuat usaha sendiri dibantu pelatihan dari Pemkot Surabaya. Mereka ada yang sukses membuat sepatu, sandal, batik, penjahit, jadi pengusaha tempe dan keripik tempe dan lain-lain.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita