Sohibul: Jokowi Sebaiknya Kurangi Beban dari Pembantu yang Bikin Gaduh

Sohibul: Jokowi Sebaiknya Kurangi Beban dari Pembantu yang Bikin Gaduh

Gelora News
facebook twitter whatsapp



GELORA.CO - Presiden Jokowi ikut dikritik gara-gara ucapan Kepala Badan Pembinaan Ideologi dan Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi. Sebagai kepala negara, Jokowi punya tugas berat sehingga harus mengurangi beban politik dari jajaran pejabat pembantu yang justru bikin gaduh.

Hal ini disampaikan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman lewat akun Twitternya. Sebagai tokoh oposisi, ia mengingatkan agar Jokowi jangan sampai gagal memimpin negara karena kegaduhan jajaran pembantunya.

"Pak @jokowi sebaiknya bpk kurangi beban politik dr pembantu2 yg suka bikin gaduh. Saya ada di kubu politik berbeda tp tdk ingin bpk gagal memimpin Indonesia gara2 kegaduhan mereka," demikian cuitan Sohibul dikutip VIVAnews, Jumat, 14 Februari 2020.

Sohibul menambahkan PKS sebagai oposisi merupakan mitra politik pemerintahan Jokowi. Tugas penting saat ini adalah membuat kebijakan yang bisa sejahterahkan rakyat.

"Saya mitra politik dlm menjayakan NKRI n mensejahterakan rakyat. Kita memiliki tugas berat yg sama," cuit Sohibul.

Dia pun menyoroti realita politik di Indonesia yang cenderung terbalik. Maksudnya, dengan posisi berkuasa justru makin leluasa. Karena merasa leluasa maka juga bertindak semaunya.

"Memang realita di Indonesia sepertinya fatsun terbalik, "makin berkuasa makin leluasa". Merasa leluasa dg kekuasaannya maka banyak pejabat bertindak semaunya, termasuk asal bicara, bikin gaduh (hoax), korupsi, kolusi, nepotisme, dll. Tdk merasa ada "pertanggung jawaban publik"," tulis Sohibul dalam cuitannya.

Seruan pembubaran BPIP sebaiknya dibubarkan karena pernyataan Yudian Wahyudi soal musuh terbesar Pancasila adalah agama. Ucapan Yudian ini disampaikan dalam wawancara dengan salah satu media nasional.

Sejumlah tokoh yang menyarankan sebaiknya BPIP dibubarkan adalah politikus Gerindra sampai ekretaris Umum DPP Front Pembela Islam (FPI) Munarman.

Meski Yudian sudah meluruskan pernyataannya tapi kritikan tetap mengalir yang ditujukan terhadap BPIP.

Pembelaan terhadap Yudian disampaikan dari Istana. Salah satunya disuarakan Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Ia bilang pernyataan Yudian yang merupakan seorang akademisi mesti dilihat secara jernih.

Moeldoko bilang Yudian tak ada maksud menyudutkan agama menjadi musuh Pancasila.

"Beliau itu intelektual dan agamanya juga tinggi. Jadi mesti kita lihat dengan jernih. Jangan dijustifikasi," kata Moeldoko di komplek Ustana Kepresidenan Jakarta, Kamis, 13 Februari 2020.(*)

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA