Mengingat Video Anak-anak ISIS Bakar Paspor Hijau

Mengingat Video Anak-anak ISIS Bakar Paspor Hijau

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pro dan kontra pemulangan warga negara Indonesia (WNI) eks ISIS mengemuka lagi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menolak mereka pulang. Seiring dengan itu, memori pembakaran paspor hijau Republik Indonesia terungkit kembali.
Peristiwa pembakaran paspor Indonesia menjadi argumen penolakan terhadap pulangnya eks ISIS ke Tanah Air. Argumen ini dikemukakan salah satunya oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menolak eks ISIS kembali ke Jawa Tengah.

Jateng punya program khusus untuk deradikalisasi. Tapi yang di luar negeri itu jelas bukan tanggung jawab kami. Apalagi mereka sudah dengan sengaja membakar paspor WNI," tegas Ganjar melalui pesan singkat kepada wartawan di Semarang, Jumat (7/2/2020).

Hal yang sama juga dikemukakan Tenaga Ahli KSP Ali Mochtar Ngabalin. Dia mengutarakan ketidaksetujuannya terkait pemulangan WNI eks ISIS meski pemerintah masih melakukan kajian untuk aturan hukum WNI eks ISIS. Namun yang jelas, mereka sudah membakar paspor Indonesia.

Karena kau sudah menyebutkan negara ini negara thagut, negara kafir. Dia merobek-robek, membakar-bakar paspornya. Makan itu kau punya paspor. Meskipun semua agenda-agenda ini kan ada regulasinya, ada aturannya," kata Ngabalin, Minggu (9/2).

Peristiwa WNI telah membakar paspor selama bergabung dengan ISIS juga diulas oleh politikus PDIP Charles Honoris. "Bagi mereka yang dari awal sudah jelas-jelas berkeinginan bergabung dengan ISIS, bahkan sampai membakar paspor, ini kan sudah jelas meninggalkan," kata Charles, Kamis (6/2).

Peristiwa bakar paspor

Berita soal pembakaran paspor oleh ISIS mengemuka pada Mei 2016 silam. Saat itu, ada video yang menayangkan sejumlah anak berlatih menembak dan berperang. Anak-anak itu diduga ada yang berasal dari Indonesia.

Tak hanya berlatih menembak, anak-anak dalam video dengan bendera ISIS di sebelah kanan atas, juga membakar paspor berwarna hijau yang diduga ada paspor Indonesia. Selain paspor hijau, ada pula paspor berwarna merah yang dibakar dalam tumpukan di depan anak-anak berseragam tentara.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri (Karo Penmas Polri) saat itu, Brigjen Agus Rianto, memastikan itu adalah video propaganda. Propaganda dikembangkan dengan tujuan meyakinkan orang agar menganut aliran atau sikap tertentu. Soal paspor hijau yang turut dibakar, saat itu Brigjen Agus Rianto belum memastikan. Namun kata dia, itu bisa berpengaruh pada status kewarganegaraan mereka.

"Nanti kan itu berpengaruh pada kewarganegaran yang bersangkutan," kata Agus, 20 Mei 2016 silam.

Kapolri saat itu, Jenderal Badrodin Haiti, menengarai anak-anak itu adalah gabungan dari anak-anak Asia Tenggara alias serumpun.

Menanggapi hal itu, Ketum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) saat itu, Jimly Asshiddiqie, menyarankan agar pemerintah mencabut paspor para WNI itu.

Itu ada yang membakar paspor Indonesia karena yakin dia masuk surga dengan berperang bersama ISIS. Nah, yang kayak gitu-gitu, itu tidak mendidik," ujar Jimly, 7 Juli 2016 lampau.

Video itu memang menampilkan anak-anak. Namun, ada beberapa pria dewasa di antara anak-anak itu. Salah satu pria dewasa berbicara dalam video itu, nama dia adalah Abu Thalha Malizi.

Dilansir Straits Times dari The Star/Asia News Network, Abu Thalha Malizi bernama Zainuri Kamaruddin tewas bersama dua kombatan ISIS lain pada 13 Januari 2017. Saat itu, pasukan militer Suriah melancarkan serangan udara ke kawasan basis ISIS, Raqqah. Sesuai nama aliasnya, Abu Thalha Malizi, pria 50 tahun itu berasal dari Malaysia.

Abu Thalha-lah yang tampil di video pembakaran paspor oleh anak-anak, dan paspor warna merah diasosiasikan sebagai paspor Malaysia, sedangkan paspor hijau adalah paspor Indonesia.

Kepala Divisi Kontraterorisme Malaysia, Datuk Ayob Khan mengatakan bahwa pria yang membakar paspor merah itu adalah anggota sayap ISIS Malaysia, yakni Katibah Nusantara. Sebelumnya, Zainuri alias Abu Thalha Malizi juga pernah ikut Kumpulan Mujahiddin Malaysia. Orang itu pernah ditahan karena terlibat perampokan bersenjata terhadap Southern Bank Berhad pada tahun 2001.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita