Fadli Zon ke Ferdinand: Banjir Bukan Salah, Apalagi Karya Anies, Jangan Ketidaksukaan Pada Seseorang Membuat Kita Jadi Bodoh

Fadli Zon ke Ferdinand: Banjir Bukan Salah, Apalagi Karya Anies, Jangan Ketidaksukaan Pada Seseorang Membuat Kita Jadi Bodoh

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menanggapi pernyataan politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean yang nada-nadanya menyalahkan Gubernur Jakarta Anies Baswedan atas Banjir yang melanda sebagian Ibu Kota, politikus Partai Gerindra Fadli Zon mengajak Ferdinand untuk bersikap jujur dalam menilai penyebab terjadinya bencana alam.

Menurut Fadli Zon yang disampaikan lewat akun Twitter beberapa waktu yang lalu, Banjir berkali-kali yang terjadi di Jakarta tidak bisa serta merta kesalahannya ditimpakan kepada Anies. Banjir di Ibu Kota, kata Fadli Zon, sudah terjadi sejak masa lalu.

Selain itu, tingginya curah hujan -- salah satu penyebab Banjir --  merupakan efek global dari terjadinya perubahan iklim.

"Bro marilah kita jujur dan cerdas, Banjir ini musibah karena siklon tropis, curah hujan besar, bukan salah apalagi karya @aniesbaswedan. Jangan ketidaksukaan pada seseorang membuat kita jadi bodoh dan menyebarluaskan kebodohan. Dari dulu juga Jakarta Banjir dan akan terus Banjir. #ClimateChange," kata Fadli Zon.

Ferdinand merupakan salah satu korban Banjir dan dia menumpahkan kekecewaannya lewat akun Twitter dalam beberapa tweet. Menurut dia Banjir hari ini lebih parah dibandingkan Banjir yang terjadi pada 1 Januari 2020.

"Baru kali ini air setinggi ini dan sedekat ini dengan mobil saya. Tahun baru kemarin Banjir hanya sekitar pintu gerbang tidak naik ke atas. Di jalan hanya sekitar selutut. Sekarang sudah sepinggang orang dewasa. Sungguh luar biasa karya Anies membuat wajah baru Jakarta. JKT KOTA Banjir," demikian salah satu tweet Ferdinand.

Dalam tweet yang lain, Ferdinand bernada ejekan kepada kalangan yang disebutnya sebagai buzzer.

Banjir kali ini lebih parah dari yang sebelumnya bahkan dari Banjir tahun baru Januari lalu. Tolonglah para buzzer kudis gubernur berhenti menyombongkan diri, berhenti memuji kebodohan, berhenti menyalahkan warga. Jangan sampai karena dosa kalian, seluruh Jakarta menanggung derita," katanya.

Terlepas dari ucapan kedua politisi itu, Banjir hari ini memang parah sih. Lihat saja data Petabencana.id, terdapat 79 laporan termonitor pada pukul 09.45 WIB di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.

Petabencana.id mengidentifikasi ketinggian muka air beragam 10 – 70 sentimeter di 63 titik, 71 – 150 sentimeter di 33 titk dan lebih dari 150 sentimeter di 12 titik. Berdasarkan ringkasan Petabencana.id pada rentang waktu 24 Februari 2020, pukul 21.00 WIB hingga 25 Februari 2020, pukul 09.00 WIB, wilayah Jakarta Timur merupakan wilayah paling banyak dengan 39 kelurahan terdampak Banjir.

Di beberapa titik kawasan Jakarta masih terpantau genangan air yang menyebabkan pengungsian warga. Di samping itu, BNPB memonitor pergerakan tinggi muka air di beberapa pintu air. Beberapa pintu air berada pada di level tertinggi atau siaga 1, seperti di pintu air Manggarai dan Karet.

BNPB mencatat 5 titik pengungsian warga terdampak Banjir. Titik tersebut berada di Suku Dinas Kesehatan Jakata Timur, aula kelurahan (44 KK/100 jiwa), Masjid Itihadul Ikhwan (98 KK/252 jiwa), masjid Ruhul Islam, dan pos RW 7 (2 KK/4 jiwa). Pantauan sementara, warga yang mengungsi masih terus bertambah. (ak)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita