Bukan Kelelawar, Trenggiling Diduga Jadi Hewan Penyebab Wabah Virus Korona

Bukan Kelelawar, Trenggiling Diduga Jadi Hewan Penyebab Wabah Virus Korona

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Trenggiling yang terancam punah diduga berkontribusi dalam memfasilitasi penyebaran virus korona tipe baru di seluruh China. Hal itu disampaikan para ilmuwan China, Jumat (7/2/2022).

Setidaknya 31.000 orang terinfeksi dan 630 meninggal akibat virus korona, yang kini sudah menyebar ke lebih dari 25 negara.

Para peneliti di Universitas Pertanian China Selatan mengidentifikasi mamalia bersisik itu sebagai "biang perantara potensial".

Virus korona baru, yang muncul di pasar hewan hidup di Kota Wuhan, China tengah, akhir tahun lalu diyakini berasal dari kelelawar. Namun para peneliti menduga mungkin ada "biang perantara" dalam penularan ke manusia.

Dilaporkan kantor berita resmi Xinhua, setelah menguji lebih dari 1.000 sampel hewan liar, para ilmuwan universitas menemukan urutan genom virus yang ditemukan pada trenggiling 99 persen identik dengan yang ada pada pasien virus korona.

Trenggiling dianggap sebagai hewan yang paling diperdagangkan di planet ini dan lebih dari satu juta diambil dari hutan Asia dan Afrika dalam 10 tahun terakhir, menurut Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN).

Mereka dijual di pasar China dan Vietnam; sisiknya digunakan untuk pengobatan tradisional -meskipun tidak memiliki manfaat medis- dan daging mereka dibeli di pasar gelap.

China pada Januari memerintahkan larangan sementara perdagangan hewan liar sampai wabah itu terkendali.

Negara ini sejak lama dituduh oleh para konservasionis menoleransi perdagangan gelap hewan langka untuk makanan atau sebagai bahan obat-obatan tradisional.

Virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang menewaskan ratusan orang di China dan Hong Kong pada 2002-2003 juga ditelusuri disebabkan hewan liar. Para ilmuwan mengatakan SARS kemungkinan berasal dari kelelawar, yang kemudian menjangkau manusia melalui musang. []
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita