Buka-bukaan Andre Rosiade soal Isu Jebak PSK-Dipanggil Majelis Gerindra

Buka-bukaan Andre Rosiade soal Isu Jebak PSK-Dipanggil Majelis Gerindra

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Anggota DPR Andre Rosiade rela dibully dan dimaki terkait isu jebak Pekerja Seks Komersial (PSK) online di Kota Padang. Politisi Gerindra itu siap mempertanggungjawabkan di dunia maupun di akhirat, termasuk memenuhi panggilan Majelis Kehormatan Partai Gerindra.

Terbaru, Majelis Kehormatan Gerindra menjadwalkan akan meminta keterangan Andre Rosidae pada Selasa 11 Februari 2010 besok. Pemanggilan Andre untuk mengklarifikasi isu jebakan penggrebekan pekerja seks komersial (PSK) di Kota Padang, Sumbar. "Andre Rosiade diminta klarifikasinya besok di Majelis Kehormatan Partai Gerindra untuk menjelaskan segala sesuatu yang terjadi berkaitan dengan persoalan yang ada di Sumbar," kata Waketum Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, di Kompleks DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Senin (10/2/2020).

Kasus ini berawal saat Tim Cyber Ditreskrimsus Polda Sumbar menggerebek sebuah hotel berbintang di kawasan Bundo Kanduang Padang pada Minggu 26 Januari 2020. Perempuan berinisial N tersebut diduga melakukan praktik jual diri lewat aplikasi MiChat. Bersama N, polisi juga mengamankan seorang lelaki yang diduga germo, uang sebesar Rp 750 ribu, dan sebuah kondom belum terpakai.

Penangkapan PSK dan muncikari ini menjadi kontroversi karena Andre turut serta. Rumor beredar, PSK dijebak lewat skenario tertentu yang dibikin Andre Rosiade. Ada kabar pula, PSK berinisial N itu sudah disuruh melayani penjebaknya terlebih dahulu sebelum digerebek polisi.

Andre telah membantah tuduhan bahwa dia sengaja menjebak PSK itu. "Ya intinya saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan tugas saya sesuai dengan aspirasi masyarakat bahwa ada prostitusi yang luar biasa. Saya sampaikan aspirasi masyarakat ke polisi dan faktanya polisi melakukan OTT dan menetapkan dua orang tersangka," ujar Andre.

Berikut buka-bukaan Andre soal isu jebak PSK hingga dipanggil Majelis Kehormatan Gerindra:

Siap Dipanggil Majelis Kehormatan

Andre juga siap memenuhi panggilan mahkamah partai terkait isu polemik penjebakan PSK online. Dia menegaskan akan loyal kepada pimpinan partai.

"Mengenai rencana partai memanggil saya, baik Sekjen Pak Muzani maupun Mahkamah Partai Gerindra, yang berencana memanggil saya, tentu sebagai kader yang taat loyal dan patuh terhadap partai dan pimpinan insyaallah saya akan menghadiri," kata Andre pada Jumat (7/2/2020).

Andre mengaku taat terhadap partai. Jadi, apa pun panggilan partai, dia bakal menghadirinya."Saya adalah kader yang taat, kader yang loyal, kader yang patuh terhadap pimpinan, insyaallah saya akan menghadiri undangan, baik undangan Sekjen maupun undangan Mahkamah Partai, seperti yang disampaikan Waketum saya, Sufmi Dasco Ahmad. Insyaallah saya akan menghadiri," sebut Andre.

Tetap Melayani Warga

Andre mengaku tetap melayani warga asal daerah pemilihannya meskipun saat ini tengah menghadapi polemik penjebakan PSK online.

"Saya ketemu menyerahkan revisi draf Permendag 7/2018. Bertemu Dirjen Perdagangan Luar Negeri Senin kemarin, saya serahkan draf revisi Permendag 7/2018 soal impor semen. Insyaallah minggu pertama Maret sudah selesai draf revisinya untuk diperbaiki," kata Andre, Minggu (9/2/2020).

Andre juga mengaku bekerja membahas nasib Pasar Raya Padang. Menurutnya, pemerintah pusat siap diajak membahas pembangunan Pasar Raya Padang. Yang ketiga, Andre mengaku bertemu dengan Kepala BKPM Bahlil Lahadalia. Andre membahas moratorium pembangunan pabrik semen baru.

Merasa Diserang

Andre Rosiade menduga dirinya diserang soal isu menjebak PSK di Kota Padang, Sumatera Barat, usai mengkritik Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Apa alasan Andre menduga seperti itu?

"Penggrebekan 26 Jan , sy mulai diserang 4 Feb, setelah mengkritik Ahok Komisaris rasa Dirut di 3 Feb. Dan kalo diperhatikan yg menyerang adalah akun2 yg diduga pendukung yg bersangkutan. He..he..he berasa jadi mas ⁦@aniesbaswedan ogut," kata Andre seperti yang dia tulis di Twitter, Jumat (7/2/2020).

Dihubungi, Andre menjelaskan lebih jauh soal cuitannya itu. Menurut Andre, orang-orang yang menduga dia menjebak PSK mayoritas berasal dari luar Padang dan Sumatera Barat. Kritik yang dimaksud Andre adalah Ahok merupakan Komisaris rasa Dirut Pertamina.

Andre menilai dirinya mendapat dukungan dari masyarakat atas penggerebekan PSK itu. Andre heran dia tiba-tiba 'diserang' kurang lebih 9 hari usai penggerebekan PSK.

"Saya mulai diserang... saya tuh kan menggerebek tanggal 26 dan semua masyarakat sampai sekarang di Kota Padang, masyarakat Kota Padang mendukung. Grass root akar rumput masyarakat mendukung tindakan saya sampai sekarang. Tapi tiba-tiba dibully dan dimaki, dihujat oleh orang-orang yang mayoritas bukan orang Sumatera Barat. Dan itu terjadi setelah saya mengkritisi Pak Ahok di Komisi VI. Patut diduga," ucap Andre.

Politikus Partai Gerindra itu menyebut akun-akun yang mengkritiknya tergolong influencer terkemuka. Meski demikian, Andre memilih menerima semua risiko itu.

Aksi Andre disayangkan sejumlah kalangan. Komnas Perempuan menyayangkan tindakan Andre Rosiade karena perempuan yang dijadikan korban. Terkait prostitusi, Andre disarankan cukup dengan merujuk penelitian untuk pembuktian.

Pengusaha Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Barat (Sumbar) juga merasa nama baiknya dicemarkan atas penggerebekan PSK oleh Andre Rosiade. PHRI siap membeberkan bukti CCTV hingga kuitansi reservasi. Selain itu, anggota MKD DPR Arteria Dahlan mengkritik sikap Andre Rosiade dalam penggerebekan PSK. Semestinya, Arteria menuturkan, Andre cukup melaporkan informasi dugaan prostitusi yang dia terima ke polisi.

Ikhlas Dibully

Meski dibully dan dimaki oleh netizen, Andre menganggap hal itu risiko perjuangannya memegang amanah masyarakat Sumatera Barat (Sumbar).

"Kalau saya dibully, dimaki oleh netizen itu risiko perjuangan. Ini pertanggungjawaban saya ke Allah karena jabatan ini amanah dari Allah. Jabatan ini dipertanggungjawabkan dunia akhirat," kata Andre saat dihubungi, Rabu (5/2/2020).

Andre juga akan menghormati jika ada pihak yang merasa dirugikan dan mengadukan sikapnya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Andre pasrah.

"Silahkan saja (kalau diadukan ke MKD, red). Yang pasti sekarang saya terserah masyarakat saja. Yang pasti ini bagi saya risiko perjuangan, insyaAllah akan saya hadapi," ucap Andre.

Sangkal Jebak PSK
Anggota DPR RI Andre Rosiade angkat bicara terkait penggerebekan prostitusi online di Kota Padang. Andre menyangkal adanya unsur penjebakan dalam penggerebekan ini.

Andre mengatakan masyarakatlah yang berinisiatif memesan untuk membuktikan adanya praktik prostitusi online. Bersamaan dengan itu, dia lalu berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melakukan penggerebekan.Andre pun meluruskan isu yang beredar bahwa PSK saat itu telah 'dipakai' oleh pemesan. Di lokasi, dia menyebut tidak ada kegiatan yang memperlihatkan adanya hubungan intim antara masyarakat dan PSK pada saat itu.

"Jadi gini, masyarakat itu melaporkan kepada saya untuk membuktikan, saya bilang mana buktinya, dan polisi juga hadir saat melakukan itu, ya sudah kita buktikan. Masyarakat yang memesan, bukan saya yang memesan, masyarakat yang hadir di situ yang memesan, dan masyarakat itu yang menunggu di dalam kamar," kata Andre kepada wartawan, Rabu (5/2/2020).

"Saya ingin mengklarifikasi ya, waktu Kasbi masuk, wartawan dan polisi masuk, dan saya masuk belakangan setelah polisi mengumpulkan barang bukti ya, itu saya melihat itu tidak sedang ada hubungan," ujar politikus Gerindra ini.

"Kan isunya muncul kalau PSK-nya sedang 'dipakai' dulu, tapi mohon maaf dari barang bukti yang dikumpulkan itu pertama barang bukti kondomnya masih utuh, lalu kedua pengakuan masyarakat di dalam nggak ada dipakai," lanjut Andre.

Andre mengatakan, berdasarkan pengakuan si pemesan, PSK-nyalah yang agresif kepada pemesan. Pemesan, menurut Andre, tidak mungkin memakai karena dia hanya ingin membuktikan adanya kegiatan prostitusi online. "Tapi memang menurut pengakuan masyarakat, PSK-nya agresif mendesak untuk segera, tapi nggak ada dipakai, masyarakat di dalam sudah bersumpah nggak ada dipakai, kan jeda waktunya sebentar. Masyarakat itu kan sudah tahu bakal ada yang masuk, masa dia sudah pakai duluan kan nggak masuk akal," ucapnya.(dtk)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita