40 Negara Terinfeksi Corona, Indonesia Justru Pomosi Pariwisata, Fahira: Bingung Saya

40 Negara Terinfeksi Corona, Indonesia Justru Pomosi Pariwisata, Fahira: Bingung Saya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Hampir semua negara saat ini sudah dan sedang memproteksi dirinya masing-masing bahkan harus mengeyampingkan kegiatan ekonomi, investasi dan pariwisata demi menghalau agar virus corona tidak semakin banyak menginfeksi warganya.  Ini karena, jika satu saja kasus infeksi virus corona ditemukan di sebuah negara maka potensi untuk virus ini merebak sangat besar sebagai akibat penularannya yang sangat mudah dan cepat.

“Berbagai upaya dan sumberdaya termasuk anggaran mereka siapkan supaya mampu menghalau agar jika memang virus tersebut sudah masuk negaranya. Namun hal ini sepertinya tidak dilakukan pemerintah Indonesia. Yang diupayakan sekarang justru ingin mendatangkan wisatawan ke Indonesia,” katas Anggota DPD RI, Fahira Idris dalam keterangan tertulis yang diterima redaksia, Sabtu (29/2/2020).

“Fokus Indonesia itu harusnya bukan jor-joran keluarkan anggaran agar turis datang ke Indonesia, tetapi menyiapkan segala sesuatu baik itu hal yang substansi mulai anggaran, menajemen krisis, penyiapan alat pemeriksaan virus, kesiapan fasilitas kesehatan, sampai yang teknis misalnya saja mengantisipasi kelangkaan masker. Saya belum melihat Pemerintah membahas ini,” tambanya.

Fahira Idris menyesalkan kebijakan pemerintah yang saat ini malah lebih berfokus diri mencari celah ekonomi di tengah kekhawatiran dunia akan pandemi Virus Corona COVID-19. Salah satunya adalah memprioritaskan guyuran anggaran promosi wisata agar wisman yang batal mengunjungi China, Korea atau Jepang (negara yang sudah terinfeksi virus corona) datang ke Indonesia.

“Kita mau promosi seperti apa dan ke siapa? 40 negera lebih sudah terinfeksi. Negara-negara tersebut pasti mengeluarkan kebijakan pembatasan agar warganya tidak berpergian ke luar negeri dan membatasi masuknya warga negara asing ke negaranya. Saya rasa promosi pariwisata itu pekerjaan yang sia-sia. Promosi wisata boleh, tapi nanti setelah virus ini benar-benar bisa dikendalikan. Saya dan mungkin banyak masyarakat bingung melihat pola pikir Pemerintah saat ini,” ujar Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR ini.

Menurut Fahira, belum ditemukannya satu pun kasus virus corona di Indonesia justru harus dimanfaatkan Pemerintah untuk seefektif mungkin mempersiapkan segala sesuatu pertama memformulasikan dan mengimplementasikan strategi agar virus corona sama sekali tidak masuk ke Indonesia.

Kedua, mempersiapkan dengan matang dan komprehensif jika nanti benar-benar ditemukan kasus virus corona di Indonesia. Tentu, sambung Fahira, kita semua berdoa agar tidak ditemukan kasus corona di Indonesia, tetapi yang pasti sesuai penjelasan WHO, tidak ada satupun negara yang kebal virus corona.

Oleh karena itu, sekali lagi, sebelum terlambat, Pemerintah harus bergerak cepat untuk mulai memformulasikan dan menyiapkan strategi menghalau virus corona dan strategi jika nanti ada ditemukan kasus corona di Indonesia.

“Dari segala sisi, terutama infrastruktur kesehatan, Singapura, Korea, dan Jepang itu lebih maju dari kita. Tapi lihat sekarang, mereka kewalahan menghadapi virus corona. Hal-hal teknis saja mulai dari kelangkaan masker, ketersediaan bahan makanan, mereka kewalahan menangani. Tantangan kita lebih besar. Wilayah luas, penduduk lebih banyak, ditambah kesiapan infrastruktur kesehatan belum mantap,” ujarnya. (rm)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita