Ternyata! Operator Rudal Iran Bertindak Sendiri karena Gangguan Komunikasi

Ternyata! Operator Rudal Iran Bertindak Sendiri karena Gangguan Komunikasi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Militer Iran mengaku telah secara tak sengaja menembak jatuh pesawat penumpang Ukraina karena mengiranya sebagai target musuh. Disebutkan bahwa karena gangguan komunikasi, operator rudal terpaksa memutuskan sendiri untuk menembakkan rudal tersebut.

Dalam pernyataan yang disiarkan stasiun televisi pemerintah Iran, seperti dilansir AFP, Sabtu (11/1/2020), komandan dirgantara Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh menyatakan bahwa operator rudal terpaksa menembakkan rudal itu secara independen karena adanya gangguan komunikasi.

Komandan Garda Revolusi itu menyatakan, personel militer yang menjadi operator rudal itu keliru mengira pesawat Boeing 737 milik maskapai Ukraina sebagai "rudal jelajah" dan dia hanya punya waktu sepuluh detik untuk memutuskan apakah akan menembakkan rudal atau tidak.

Sebelumnya, Hajizadeh menyatakan dirinya menerima tanggung jawab penuh atas penembakan pesawat penumpang Ukraina yang jatuh di Iran dan menewaskan 176 orang.

"Saya menerima tanggung jawab penuh dan saya akan mematuhi keputusan apapun yang diambil," ujar Hajizadeh. "Saya lebih memilih mati daripada menyaksikan kejadian seperti itu," imbuhnya.

Pengakuan militer Iran mengenai penembakan pesawat sipil Ukraina itu disampaikan hari Sabtu ini, setelah pemerintah Iran berulang kali membantah tuduhan negara-negara Barat bahwa pihaknya bertanggung jawab atas tragedi itu.

Pesawat penumpang tersebut ditembak jatuh pada Rabu (8/1) pagi waktu setempat, beberapa jam setelah Iran melancarkan serangan rudal balistik ke dua pangkalan militer di Irak yang menjadi markas pasukan Amerika Serikat. Serangan rudal itu sebagai pembalasan atas tewasnya jenderal Iran, Qassem Soleimani dalam serangan udara AS di Baghdad, Irak.

Pesawat diketahui membawa 176 orang yang terdiri atas 167 penumpang dan 9 awak pesawat. Semuanya dipastikan tewas. Data dari otoritas setempat menyebut pesawat itu membawa 82 warga Iran, 63 warga Kanada, 11 warga Ukraina, 10 warga Swedia, empat warga Afghanistan, tiga warga Jerman dan tiga warga Inggris.(*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita