'Tak Tahu Harus Apa Lagi': 100 Anak-anak Australia Terjebak di Wuhan, China

'Tak Tahu Harus Apa Lagi': 100 Anak-anak Australia Terjebak di Wuhan, China

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengatakan staf-nya sedang bekerja sama dengan pihak berwenang China agar bisa mengeluarkan warga Australia dari Wuhan, kota di China yang menjadi tempat mewabahnya virus corona yang mematikan.

Dilaporkan ada lebih dari 1.900 orang yang terinfeksi penyakit ini dan provinsi Hubei mengkonfirmasi 326 kasus baru pada hari Minggu (26/01).

ABC telah mengkonfirmasi setidaknya ada 100 anak-anak berkewarganegaraan Australia yang saat ini terjebak di provinsi itu.

Diantara anak-anak tersebut berusia enam bulan hingga 16 tahun yang sedang berada di Wuhan untuk merayakan Tahun Baru Imlek dengan keluarganya.

Larangan berpergian keluar dan masuk ke kawasan tersebut telah diberlakukan, setelah jumlah kematian akibat virus terus meningkat diatas 50 orang.

Mereka mengaku kesulitan untuk mendapatkan akses ke perawatan kesehatan setempat, karena takut terkena resiko, selain keterbatasan sumber daya.

Ayah dari dua anak ini sekarang sedang berada di Melbourne dan mengatakan, "tak bisa tidur, sebagai seorang ayah, saya sangat putus asa".

"Saya bersalah karena semua resiko dan tekanan hanya ditanggung oleh istri saya."

Nathan mengatakan istri dan anak-anaknya telah berencana untuk pulang pada 10 Februari, sebelum larangan berpergian dari kota Wuhan diberlakukan.

Ia mengaku paham soal larangan berpergian untuk melindungi kesehatan warga yang lain.

Namun ia mengatakan, pemerintah harus mengambil langkah-langkah untuk melindungi anak-anak warga negara Australia dari kota Wuhan.

"Kami benar-benar ingin anak-anak kembali, karena rumah sakit di Wuhan kewalahan," katanya.

Menlu Australia telah mengeluarkan pernyataan dengan mempertimbangkan memberikan bantuan kepada warganya di China.

"Departemen Luar Negeri dan Perdagangan bekerja sama dengan pihak berwenang China dan mitra internasional untuk mempertimbangkan kemungkinan bantuan dipulangkannya mereka ke Australia," kata Menlu Payne.(*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita