Sempat Puji Trump, Netanyahu Ketakutan Sejak Iran Taget Israel

Sempat Puji Trump, Netanyahu Ketakutan Sejak Iran Taget Israel

Gelora Media
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Kota Haifa dan pusat-pusat militer Israel masuk dalam target balas dendam Iran. Ancaman itu membuat Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu ketakutan.

Dia sibuk mengklarifikasi bahwa Israel tidak terlibat dalam serangan udara AS yang menewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani.

Dia juga meminta kepada para menteri Kabinet Keamanan pada hari Senin bahwa Israel harus menjauh dari konflik tersebut.

"Pembunuhan Soleimani adalah peristiwa AS, bukan peristiwa Israel. Kita harus tetap keluar dari itu," kata Netanyahu, menurut laporan oleh Axios yang mengutip dua menteri yang menghadiri pertemuan itu seperti melansir rakyatku.com.

Perdana menteri memberikan instruksi lebih lanjut bagi para pejabat kabinet untuk tidak berkomentar kepada pers terkait serangan tersebut.

Dia tidak ingin ketegangan antara AS dan Timur Tengah meningkat. Jika ketegangan tidak segera diredam, Israel bisa masuk dalam objek serangan balasan.

Walau berstatus musuh lama Iran, Netanyahu menegaskan Israel tidak terlibat dalam serangan drone mematikan tersebut.

Direktur Mossad, cabang dari Komunitas Intelijen Israel, mengatakan kepada para menteri bahwa mereka tidak mengharapkan serangan dari Iran.

"Karena Israel jauh dari insiden itu," katanya.

Seorang mantan kepala elite Garda Revolusi Iran mengatakan pada hari Minggu bahwa Kota Haifa Israel dan pusat-pusat militer akan dimasukkan dalam pembalasan Teheran atas kematian Soleimani.

"Pembalasan Iran terhadap Amerika atas pembunuhan Soleimani akan sangat parah. Haifa dan pusat militer Israel akan dimasukkan dalam pembalasan," kata Mohsen Rezaei dalam pidato yang disiarkan televisi kepada pelayat di Teheran.

Dalam serangan itu, AS meluncurkan tiga roket di Bandara Internasional Baghdad. Qassem Soleimani tewas bersama Abu Mahdi al-Muhandis, wakil komandan milisi yang didukung Iran, serta lima orang lainnya.

Pasca serangan itu, Netanyahu mengeluarkan memberikan ucapan selamat kepada Presiden Donald Trump, sekutu lama di wilayah tersebut.

"Qassem Soleimani menyebabkan kematian banyak warga Amerika dan banyak orang tak bersalah lainnya dalam beberapa dekade terakhir dan saat ini. Soleimani memprakarsai, merencanakan dan melakukan banyak serangan teroris di seluruh Timur Tengah dan sekitarnya," kata Netanyahu.

"Presiden Trump pantas menerima semua penghargaan karena mengambil tindakan tegas, kuat, dan cepat. Saya ingin mengulangi, Israel sepenuhnya berdiri di samping AS dalam perjuangan yang adil untuk keamanan, perdamaian dan pertahanan diri," katanya.

Netanyahu menegaskan kepada para menteri Kabinet Senin bahwa meskipun Israel tidak mengambil bagian dalam serangan itu, mereka mendukung hak AS untuk mempertahankan diri.[ljc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita