Tanggapi Bentrok di PCNU Solo, Yaqut: Sahabat-sahabat Banser Tunggu Komando

Tanggapi Bentrok di PCNU Solo, Yaqut: Sahabat-sahabat Banser Tunggu Komando

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor sekaligus Panglima Banser, Yaqut Cholil Qoumas mengingatkan anggotanya untuk tetap solid dalam satu komando.

Khususnya dalam menyikapi upaya yang dilakukan pihak luar untuk mengusik Nahdlatul Ulama (NU) maupun para kiai.

Yaqut lantas mencontohkan peristiwa bentrok di depan Kantor PCNU Solo kemarin yang melibatkan Banser NU dengan massa FUI.

"Kami minta sahabat-sahabat Banser tidak bergerak sendiri. Tunggu komando, solid satu barisan, satu komando," ujar Yaqut saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Banser yang digelar di Gedung PKP Sukoharjo, Jawa Tengah, Sabtu (7/12).

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut ini kembali menegaskan, Banser harus solid dan tidak berjalan sendiri-sendiri.

Mengingat keberadaannya sangat besar dengan jumlah anggota mencapai 7 juta di Indonesia.

"Dengan jumlah sebanyak itu saya kira perlu ditertibkan. Sehingga dalam Rakornas ini akan dilakukan penataan kembali organisasi agar selalu dalam satu komando. Sebab jika tidak kami khawatir teman-teman ini merespons situasi dengan sporadis dan tidak terarah. Karena itu, jangan sampai terprovokasi atau memprovokasi," tuturnya.

Gus Yaqut juga menginstruksikan agar anggota Banser selalu siap menjaga dan membela para kiai NU.

Apalagi akhir-akhir ini ada upaya untuk mendelegitimasi para kiai NU supaya umat, khususnya warga NU tidak memiliki kohesi lagi dengan NU.

"Karena saat warga NU tidak lagi memiliki kohesi dengan para kiai NU, maka akan mudah untuk memecah NU. Dan saya meyakini memang ada skenario memecah NU. Karena itu, saya perintahkan Banser jaga kiai NU, jangan sampai mengalah terhadap kelompok-kelompok yang ingin merusak ukhuwah Islamiyah," ungkapnya.

Dia juga menegaskan jika Banser tidak boleh mengalah terhadap oknum-oknum yang ingin mengganti Pancasila dengan paham lainnya, seperti khilafah.

"Jika ada yang berani mengganti Pancasila dengan paham khilafah, maka harus berhadapan dengan Banser," tandasnya.(*)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita