Viral Siswi Pintar Aceh Sakit karena Kelaparan, Jurnalis Peliputnya Diteror

Viral Siswi Pintar Aceh Sakit karena Kelaparan, Jurnalis Peliputnya Diteror

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mahyuddin, jurnalis media daring Aceh, Modusaceh.co, diteror orang tak dikenal setelah meliput tentang Putri Dewi Nilaratih—siswi SMP di Aceh Timuryang sakit ketika belajar karena kelaparan.

Pemimpin Redaksi Modusaceh.co,Muhammad Saleh, kepada Suara.com, Senin (12/8/2019), meminta kepada para pihak di Aceh Timur, khususnya Peureulak, untuk tidak melakukan tindakan kriminal dalam bentuk apa pun, terhadap wartawan.

“Jangan main hakim sendiri. Kalau tidak puas terhadap pemberitaan, dapat gunakan hak jawab dan klarifikasi. Tugas media pers dan jurnalis adalah mewartakan data, fakta dan peristiwa yang ada. Cara-cara mengancam, justru akan menimbulkan persoalan baru di kemudian hari,” kata Saleh.

Ia menuturkan, jurnalisnya juga sudah melaporkan teror tersebut ke aparat Polres Aceh Timur untuk diusut.

Sebelumnya, Mayuddin (34), mengaku diteror seusai memberitakan perihal Putri Dewi Nilaratih,  seorang siswi yang dikabarkan sakit perut saat belajar, karena tidak makan.

Ia mengaku, peneror beberapa kali meneleponnya terkait peliputan yang viral di media-media sosial. Bahkan, penelepon gelap itu juga mengancam akan menjemput paksa dengan mengirimkan anak buahnya kalau Mahayuddin tak mau bertemu.

"Kamu tidak perlu tahu siapa saya, nanti juga akan tahu sendiri siapa saya. Saya salah seorang perangkat di kampung yang kau beritakan itu. Kamu tahukan peraturan di desa orang? Dan setidaknya kamu menghubungi dusun ataupun kepala desa dulu, jangan langsung membuat berita itu," ancam orang misterius tersebut seperti ditirukan Mahyuddin.

Tidak sampai di situ, penelpon itu juga mengaku telah mendapat teguran dari atasannya terkait berita itu.

"Kami malu dan masyarakat ada yang tidak terima. Apakah kau mau tanggung jawab bila nanti nama penerima bantuan itu kami coret. Jadi, lebih baik sekarang juga kamu jumpai saya biar tahu siapa saya dan saya pun sudah tidak sabar sekarang," sebut si penelpon dengan menggunakan bahasa daerah.

Atas teror tersebut Mahyuddin mengaku merasa terancam dan gelisah. Menurutnya yang dia beritakan itu adalah realita seperti pengakuan Putri saat ditanyai gurunya di sekolah.

"Saya tersentuh walau tidak mampu berbuat banyak, apa yang saya beritakan spontan memang itu pengakuan Putri, sedangkan foto rumah dalam kondisi lapuk," ujar mantan Geuchik ini.

Siswi Kelaparan

Rabu (7/8) pekan lalu, Mahyuddin memberitakan tentang Putri Dewi Nilaratih (14), siswi SLTP 4 Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, yang terpaksa diantar pulang temannya ke rumah, akibat sakit perut saat proses belajar di sekolahnya.

Saat itu, wajah Putri tampak lesu dan peluh, karena dia menahan sakit. Saat ditanya gurunya, sambil meneteskan air mata Putri bercerita.

Dia tidak sarapan saat pagi hari, saat mau berangkat ke sekolah, sehingga perutnya perih dan harus pamit beranjak pulang.

Saat disarankan agar sarapan terlebih dahulu sebelum ke sekolah, dengan nada sedih ia mengatakan ”Di rumah tidak ada beras, sehingga tidak makan.”
"Bukan tak mau makan, tetapi di rumah tak ada beras Bu," jawab Putri sambil mengusap air matanya dengan jilbab sekolah yang tampak telah usang. Tidak lama berselang setelah diberikan makanan oleh sekolah, ia pun diantar pulang.

Putri adalah anak keempat dari enam bersaudara, pasangan Suparno dan Mariani, yang tinggal di Dusun Tualang Masjid Desa Tualang, Kecamatan Peureulak, Aceh Timur. Ia termasuk siswi yang rajin dan cerdas di sekolah.

Menurut gurunya, kecerdasan Putri di atas rata-rata, dan selama ini ia tidak pernah mengeluh dengan kondisi apapun saat di sekolah.

"Ia rajin pergi sekolah, dan baru kini mengeluh akibat sakit perut saat belajar. Katanya ia tadi tak sarapan," cerita Nurul Fadilah (27), salah seorang guru di sekolah Putri kepada Modusaceh.co, Rabu.

Berawal cerita itu pula, Mayuddin mencoba menelusuri jejak ke rumah siswi tersebut. 

Tak berapa jauh, setelah melewati satu jembatan baru dari Pasar Peureulak, menuju seberang sungai di Desa Tualang.

Nah, di sana ada satu unit rumah kecil (mungil)  beratap daun rumbia. Kondisi dapurnya telah bocor dan lapuk akibat termakan usia.

Suparno ayah Putri, tidak mempunyai pekerjaan tetap, terkadang harus pergi keluar kota  dan bekerja apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Saat ditemui Mahyuddin, Putri sedang istirahat, ditemani kakak dan adik perempuannya yang masih kelas 1 SD.

"Ayah sudah keluar sebentar, biasanya kerja di Banda Aceh, karena ini mau dekat hari raya ayah pulang sebentar," ucap Putri.

Seusai pemberitaan tersebut, kondisi Putri menuai banyak simpati. Bahkan, dari Bupati Aceh Timur Hasballah HM Thaib dan anggota DPR Aceh dari Partai Aceh, Iskandar Al-Faraky, langsung bereaksi cepat.

Bupati Aceh Timur Hasballah HM. Thaib atau akrab disapa Rocky mengirim staf Dinas Sosial setempat. Ironis, selain memberi bantuan, salah seorang staf dinas itu merekam video yang berisi bantahan Putri bahwa dia lapar dan sakit perut, bukan karena tidak ada beras di rumah, tapi memang malas sarapan.

Rekaman video tersebut sengaja diunggah di media sosial dan menjadi viral sebagai bentuk bantahan terhadap pemberitaan media ini sebelumnya. Sedang Iskandar Al-Faraky mengirim tim atau utusan untuk memberi bantuan.

Simpati serupa juga datang dari berbagai warga di Banda Aceh dan Jakarta. Mereka dengan sadar menyalurkan bantuan, mengurangi beban yang dialami Putri dan keluarganya. [sk]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita