Panas! Disebut Budiman "Bisa Makan Kepalanya Sendiri", Rocky Gerung: Saya Tak Percaya Kamu Bisa

Panas! Disebut Budiman "Bisa Makan Kepalanya Sendiri", Rocky Gerung: Saya Tak Percaya Kamu Bisa

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Pengamat Politik Rocky Gerung berdebat dengan Mantan Anggota DPR fraksi PDIP, Budiman Sudjatmiko terkait izin perpanjangan Front Pembela Islam (FPI).

Dilansir  dari tayangan Talk Show Rosi Kompas TV pada Jumat (28/11/2019), Rocky Gerung menilai seharusnya izin FPI jangan dipersulit, berbeda dengan pendapat Budiman Sudjatmiko.

Mulanya, Rosiana Silalahi sebagai presenter memberikan garis besar pernyataan Rocky Gerung dengan Budiman Sudjatmiko.

Namun, saat Rosi akan memberikan garis besar pemikiran Budiman, politisi PDIP itu justru memotong pembicaraan sang presenter.

"Gini saya melihat perbedaan, kalau Bung Rocky ingin mengatakan bahwa apapun mau pikiran mendirikan apa, membangun apa, tidak usah dicemaskan biarlah itu menjadi pikiran dan diskusi bersama."

"Sementara Anda," ujar Rosi belum selesai.

Budiman mengatakan bahwa pendapat Rocky Gerung soal tidak mencemaskan ide seperti seseorang yang bisa memakan kepalanya sendiri.

"Rocky percaya bahwa dirinya bisa makan kepalanya sendiri."

"Dia bahkan percaya bahwa aku bisa makan kepalaku sendiri," ujar Budiman sambil menunjukkan jari ke Rocky gerung.

"Saya enggak percaya you bisa makan kepalamu sendiri," balas Rocky Gerung sambil tertawa.

Kemudian, Budiman menjelaskan bahwa jangan sampai ide justru merusak tubuh seseorang.

Ia menyesalkan pernyataan Rocky Gerung yang mengatakan seharusnya negara menyediakan tempat agar orang-orang bisa mengungkapkan idenya dengan bebas.

Sedangkan menurut Budiman, ide tidak bisa diremehkan begitu saja karena ide bisa merusak NKRI.

"Karena enggak percaya, karena Anda enggak percaya jangan biarkan ada sebuah ide yang memakan tubuhnya sendiri."

"Anda mengatakan NKRI harus menyediakan tempat bagi ide untuk merobohkan NKRI," jelas Budiman.

Sehingga sekali lagi, Budiman mengatakan bahwa pendapat Rocky Gerung soal tidak mencemaskan ide seperti seseorang yang bisa memakan kepalanya sendiri.

"Itu kan sama dengan percaya bahwa kamu bisa memakan kepalamu sendiri," lanjutnya.

Dikatakan demikian, Rocky Gerung langsung membantahnya.

Rocky Gerung mengatakan bahwa sesuatu yang bisa merusak Indonesia itu karena pertumbuhan ekonomi yang menurun, bukanlah sebuah ide.

"NKRI itu roboh kalau pertumbuhan ekonomi itu minus, bukan karena ideologi itu," kata Rocky Gerung.

Lantas, Rosi menengahi perdebatan tersebut.

Ia menarik garis besar bahwa Rocky Gerung tidak mempermasalahkan ide yang berkembang.

Berbeda dengan Budiman yang menilai bahwa ide tidak bisa begitu saja diabaikan, karena bisa jadi justru merusak.

"Bung Rocky itu tidak akan pernah takut akan ide, biarkan ide itu seliar mungkin."

"Bung Budiman jangan juga meremehkan ide, karena dari ide-ide yang selama ini terkumpulkan itu bisa menjadi suatu gerakan yang membunuh," papar Rosi.

Lihat videonya mulai menit ke-15:36:


Dilansir dari Kompas TV, perdebatan itu terjadi akibat aturan baru sejumlah menteri soal pencegahan radikalisme di lingkungan ASN (Aparatur Sipil Negara).

Penerbitan Surat Keputusan Bersama (SKB) terkait pencegahan radikalisme di kalangan ASN ini menimbulkan kontoversi.

Rocky Gerung tidak setuju dengan adanya penerbitan SKB tersebut.

Setiap orang bebas berpikir termasuk para ASN.

Lantas dalam kesempatan itu, Rocky Gerung memberikan contoh pikiran yang menurutnya tidak melanggar Pancasila.

"Sekarag misalnya ada orang ngomong tu kita musti bikin negara sosialis, kalau bisa deket komunis melanggar Pancasila?"

"Sila ke berapa? Sila ke lima memungkinkan orang berpikiran sosialis, keadilan sosial, komunis bahkan tuh, apa?," ujar Rocky Gerung.

Mendengar itu, Budiman lantas menjelaskan maksud isi SKB.

Yang dilarang dalam SKB adalah ketika seseorang bertindak sesuatu yang dianggap membahayakan negara.

Dan hal itu hanya bukan sekedar aspirasi.

"Nggak, beda, bedakan antara aspirasi, dan sesuatu lebih adil atau apapun bicara tentang secara sengaja terlibat dalam suatu gerakan," kata Budiman.

"Gerakan apa?," jawab Rocky Gerung.

Kemudian, Budiman menjelaskan secara lebih jelas bahwa orang yang akan ditindak orang-orang yang memaksakan kehendak hingga memunculkan permusuhan.

"Satu menganggap orang lain salah, kemudian menciptakan permusuhan saya menganggap saya benar dan melihat orang lain salah dan saya benar kemudian menciptakan permusuhan," ungkap Budiman.

Sedangkan, Rocky Gerung terdengar ingin mendebat Budiman, namun suaranya kalah oleh aktivis 98 itu.

Sementara itu, Pengamat Politik yang turut hadir dalam acara tersebut M Qodari ikut menengahi.

Ia setuju bahwa aturan itu justru dapat menimbulkan masalah baru.

"Saya lebih melihat persoalan sekarang, buat Bang Rocky karena seperti ini sangat problematik untuk diterapkan saya sendiri menduga akan ada banyak problematika yang terjadi ketika ini nanti diterapkan," kata M Qodari.

Kendati demikian, M Qodari menilai bahwa sebenarnya semua sepakat termasuk dirinya sepakat dengan Budiman bahwa seharusnya orang yang dianggap menimbulkan permusuhan harus ditindak.

Kendati demikian, ia tidak setuju dengan SKB yang dikeluarkan pemerintah.

"Secara ide sebetulnya kita semua sepakat, saya sepakat dengan Bang Budiman tapi saya tidak sepakat dengan SKB dengan cara seperti ini," katanya.

Menurutnya, aturan itu justru dapat menimbulkan masalah baru.

"Kenapa orang melanggar oke terus di struktur tapi kan kita harus mempertimbangkan problematika yang muncul betapa makin banyak saling tuduh saling lapor," ungkap dia.

Selain itu, peraturan tersebut juga dapat membuat atasan-atasan di ASN semakin kerepotan.

"Kemudian betapa rumitnya atasan untuk memberikan pengadilan Apakah atasan juga berwenang untuk mengambil keputusan

Sehingga, jika memang ada tindakan melanggar hukum maka harus dilaporkan ke pengadilan jangan justru nanti ditangani oleh atasan.

"Makanya menurut saya ini adalah pelanggaran hukum bawalah dia ke prosedur hukum jangan menambah-menambah persoalan," jelasnya.

Lihat videonya mulai menit ke-31:54:


BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita