Kemenperin Apresiasi Pengoperasian Pabrik Pelumas Senilai 52 Juta Dolar AS Di Cikarang

Kemenperin Apresiasi Pengoperasian Pabrik Pelumas Senilai 52 Juta Dolar AS Di Cikarang

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Kementerian Perindustrian terus mendorong industri pelumas dalam negeri. Hal itu dibuktikan melalui adanya penambahan penanaman modal pada sektor tersebut sebagai wujud penciptaan iklim investasi yang kondusif.
Demikian disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian, Muhammad Khayam saat meresmikan pabrik PT Idemitsu Lube Techno Indonesia (ILTI) di Cikarang, Jawa Barat, Kamis (7/11). 

"Di tengah perlambatan ekonomi dunia, masih ada sejumlah investasi dan ekspansi sektor industri di Indonesia. Apalagi pemerintah sedang gencar memacu investasi, khususnya sektor industri yang menghasilkan produk substitusi impor," kata Khayam.


Ia menegaskan, Kemenperin senantiasa melakukan upaya peningkatan daya saing industri nasional agar bisa lebih kompetitif di kancah global, salah satunya industri pelumas lantaran memiliki prospek yang cukup besar.

"Oleh karena itu, kami mengapresiasi terhadap investasi pembangunan pabrik kedua Idemitsu di Cikarang dengan nilai mencapai 52 juta dolar AS," ungkap Khayam.

Sebelumnya, PT ILTI telah mengucurkan dananya sebesar 18 juta dolar AS untuk mendirikan pabrik pertamanya di Karawang, Jawa Barat, yang beroperasi sejak tahun 2015. Pabrik baru di atas lahan seluas 8 hektare tersebut bakal memproduksi produk pelumas sebanyak 65.000 Kiloliter (Kl) per tahun untuk kebutuhan otomotif maupun sektor industri.

Sedangkan pabrik di Karawang menghasilkan 50.000 Kl per tahun. Jadi, total kapasitas produksi pelumas dari Idemitsu di Indonesia mencapai 115.000 Kl per tahun.

"Adapun, kapasitas produksi secara keseluruhan industri di dalam negeri lebih dari 900.000 Kl. Saat ini, kami terus pacu utilitasnya. Apalagi dengan adanya penerapan SNI wajib, dapat mendorong peran industi nasional," kata Khayam.

Industri pelumas dinilai mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan bagi perekonomian nasional. Hal ini tercemin dari pembukuan ekspor pelumas yang menyentuh angka 147,56 juta dolar AS pada semester pertama tahun 2019.


Dengan penambahan pabrik ini, diharapkan mampu menghasilkan produk berinovasi tinggi sekaligus meningkatkan pertumbuhan industri, khususnya industri pelumas dan dapat memberikan kontribusi yang nyata bagi perekonomian nasional serta menyerap tenaga kerja lebih banyak," demikian Khayam.

Saat ini terdapat 44 perusahaan produsen pelumas nasional di Indonesia dengan kapasitas 2.040.000 kiloliter per tahun dan produksi sekitar 908.360 kiloliter per tahun terdiri dari pelumas otomotif sebesar 781.189,90 kiloliter per tahun dan pelumas industri 127.170,45 kiloliter per tahun. (Rmol)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita