Fahri Ungkap Masa Lalu Bung Karno, Istri ke-3 dari Sumatera, Anak Dai

Fahri Ungkap Masa Lalu Bung Karno, Istri ke-3 dari Sumatera, Anak Dai

Gelora Media
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengungkap kehidupan masa lalu presiden pertama Indonesia, Bung Karno.

Awalnya, Fahri mengomentari cuitan mantan Ketum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak. Dahnil menyampaikan terima kasih kepada Fadli Zon karena mengumpulkan data bersejarah ketika Bung Karno menjadi pengurus Muhammadiyah di Bengkulu.

Fahri lantas menyebut bahwa istri ketiga Bung Karno berasal dari Sumatera. Orang tua istri ke-3 Bung Karno tersebut merupakan dai, bangsawan dan pengusaha.

“Jangan lupa, konsul @muhammadiyah Sumatra waktu itu adalah Datuk Hasan Din, Dai dan pengusaha asal Padang yg tak lain adalah Ayah kandung bu Fatmawati (isteri ke-3 Bung Karno). Dari mereka lahirlah anak2 proklamator itu termasuk Mega, Rachma dan Sukma,” kata Fahri.

Menurut Fahri, anak-anak Bung Karno yang berperan kebanyakan adalah putri dan cucu Fatmawati yang punya akar Islam Sumatera yang kuat.

“Bung Karno sendiri selama pelarian di Sumatra terpengaruh paling kuat dengan ide Islam. Beliau akhirnya menjadi guru di perguruan
@muhammadiyah,” Wakil Ketua Umum Partai Gelora itu.

Dikatakan Fahri, Bung Karno memiliki kelebihan karena membaca semua hal. Selama di penjara, Bung Karno banyak membaca buku khazanah Timur, Barat dan Islam.

Karenanya, dia bisa bersahabat dengan para pemimpin dunia, baik di Barat maupun Timur.

“Di timur dia bersahabat dgn para pemimpin2 negara Asia-Afrika dan di Barat ia menjadi sahabat pemimpin negara2 Amerika,” katanya.

Bahkan, Bung Karno, lanjut Fahri, juga menjadi pahlawan di negara-negara Islam di Timur Tengah.

“Saya mengunjungi negara2 itu dan menemukan “jalan Sukarno” di jantung2 kota mereka. Sekali lagi, bacaan yang luas membuat beliau mengalami pertemuan pikiran yang meluas. Menjadi tokoh dunia yang terkenal,” imbuhnya.

Dikatakan Fahri, sebenarnya ada problem “perebutan identitas” pada diri Bung Karno.

Banyak orang merasa bahwa Bung Karno mewakili pikirannnya. Bapak Proklamator itu dianggap kiri, kadang-kadang kanan, Marhaen, Islam, dan lain-lain.

Namun sangat disayangkan bahwa akar Islam Bung Karno kurang terungkap, baik dari rumah Tjokro maupun di Sumatera.

“Saya sebetulnya menyarankan kepada anak dan cucu #BungKarno agar sedikit ke tengah. Jangan terlalu ke kiri. Seperti Mbak puan, akar Islam sumateranya lebih Kuat karena pak Taufik Kiemas ayah beliau adalah anak keturunan Masyumi. Akan menarik menyaksikan varian baru itu,” tandas Fahri.[psid]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita