Prabowo Jadi Menhan, Sekjen PDIP Singgung Musuh dalam Selimut: Diberi Hati Ngambil Jantung

Prabowo Jadi Menhan, Sekjen PDIP Singgung Musuh dalam Selimut: Diberi Hati Ngambil Jantung

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO - Prabowo Subianto dipastikan akan menjadi salah menteri dalam Kabinet Kerja Jilid II Jokowi-Ma’ruf mendatang.

Kepastian itu didapat usai Ketua Umum Partai Gerindra it memenuhi undangan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Senin (21/10).

Dipastikan pula ia tak sendiri. Pasalnya, Presiden juga memanggil Waketum Partai Gerindra Edhy Prabowo.

Kepada wartawan, Prabowo menyatakan diminta Presiden membantu untuk mengurus pertahanan.

Jika benar demikian, PDIP tetap akan menghormati hak prerogatif Presiden Jokowi.

Demikian disampaikan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di sela-sela syukuran Arus Bawah Jokowi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/10/2019).

“Kami hormati hak (prerogatif presiden) itu,” kata Hasto.

Ia menjelaskan, Jokowi sebagai Presiden RI, adalah pihak yang mengambil keputusan dan menentukan arah Indonesia ke depan.

Hasto juga meyakini setiap menteri yang dipilih Jokowi untuk kebaikan bangsa.

Lebih jauh Hasto menjelaskan segala sesuatunya harus dilihat sebagai sebuah fatsun politik.

Bahwa rakyat sudah memilih pemimpin dan seharusnya diberikan kepercayaan untuk menentukan arah bangsa. Termasuk menentukan koalisi pascapemilu.

“Dengan demikian, postur bagi pemerintahan akan datang adalah pemerintahan berjiwa gotong royong dan merangkul,” tuturnya.

Kondisi tersebut, sambung anak buah Megawati Soekarnoputri itu, diyakini pihaknya akan memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia.

“Dengan demikian soliditas sangat kuat bagi kami untuk mengatasi tantangan internal maupun ekseternal,” jelasnya.

Di sisi lain, politisi asal Yogyakarta itu mengaku tak khawatir jika ke depannya Prabowo bakal jadi musuh dalam selimut.

Sebaliknya, pihaknya meyakini bahwa Jokowi dan Prabowo akan makin akrab ke depannya.

“Itu kalau orang Jawa bilang, dikei ati ngrogoh rempelo (Diberi hati mengambil jantung),” pungkasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Habib Aboe Bakar Al Habsy menanggapi pernyataan Prabowo Subianto yang siap bergabung dengan koalisi pemerintahan.

Aboe mengatakan, sepengetahunnya, Prabowo adalah tipe orang yang kerap ewuh pakewuh.

Kalau ditawari untuk membangung bangsa, Prabowo diyakininya sulit untuk menolak.

“Kesiapan beliau (Prabowo) untuk untuk membantu kabinet adalah pilihan sikap yang kami pahami,” kata Aboe, Senin (21/10/2019).

“Barangkali beliau berpikir banyak hal yang bisa dikerjakan dalam kabinet,” lanjutnya.

Kendati demikian, Bendahara Fraksi PKS ini mengingatkan bahwa pilihan Prabowo itu membawa konsekuensi tersendiri.

Terutama bagi mereka yang pada Pilpres 2019 lalu berjuang untuk memenangkan pasangan Prabowo-Sandi.

Sebab, ia menilai, para pendukung lebih suka yang kalah akan berada di barisan oposisi.

Terlebih, sambungnya, oposisi sangat dibutuhkan untuk menjaga pemerintahan sekaligus menjalankan fungsi check and balance.

“Bisa jadi Pak Prabowo sudah menghitung risiko itu,” katanya.

Karena itu, Aboe menegaskan bahwa Prabowo juga harus siap kalau nanti para pendukungnya masih konsisten menjadi oposisi.

“Semua juga dilakukan untuk kebaikan bangsa dan negara ini,” pungkasnya. [ps]

BERIKUTNYA
SEBELUMNYA