Waria se-Solo Dukung Gibran Putra Jokowi Ikut Pilkada 2020: Dia Peduli Kami

Waria se-Solo Dukung Gibran Putra Jokowi Ikut Pilkada 2020: Dia Peduli Kami

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Meski belum pasti akan maju ke Pilkada Solo 2020, dukungan untuk Gibran Rakabuming Raka—putra sulung Presiden Jokowi—terus berdatangan dari berbagai elemen masyarakat setempat.

Salah satunya, dukungan datang dari Himpunan Waria Solo (Hiwaso) yang beranggotakan sekitar 180 waria dari wilayah Soloraya.

Di mata para waria Soloraya, Gibran adalah sosok yang care, ramah, dan peduli. Pernyataan itu disampaikan Ketua Hiwaso, Cinthya Marames, saat dimintakan tanggapan ihwal wacana majunya Gibran dalam pesta demokrasi lima tahunan Kota Solo.

“Sangat luar biasa. Dia [Gibran] sangat care terhadap teman-teman waria. Bila dengar sosok Gibran kami sangat setuju kalau dia dicalonkan. Kami bisa paham sosok dia. Karena selama ini Mas Gibran sangat peduli dengan teman-teman,” ujar Cinthya Marames, Selasa (13/8/2019).

Kepedulian Gibran kepada kaum waria yang dimaksud Cinthya yaitu mau melayani permintaan swafoto dan mengobrol saat bertemu dalam suatu acara. Seperti saat ada kegiatan yang melibatkan waria di Graha Saba Buana Kelurahan Sumber, Banjarsari, Solo.

“Beberapa kali teman-teman bertemu Mas Gibran saat ada acara di Graha Saba Buana di Sumber. Dia tidak sombong, mau bersalaman, mengobrol, dan foto dengan teman-teman. Teman-teman kadang ada job menari atau merias di Graha Saba,” tutur dia.

Lebih jauh Cinthya mengaku belum tahu banyak siapa saja figur yang digadang-gadang menjadi cawali-cawawali Solo.

Yang pasti menurut dia, Solo butuh figur pemimpin yang merakyat, ramah, dan peduli terhadap kaum waria utamanya dalam hal kesehatan.

Cinthya mengatakan para waria yang tergabung dalam Hiwaso membutuhkan layanan kesehatan rutin seperti pemeriksaan HIV/AIDS.

Tapi sebagian dari mereka kesulitan mengakses layanan tersebut karena tidak mempunyai kartu identitas yang aktif.

“Sebagian dari teman-teman kan ada yang dari luar Solo. Di daerah asal mereka berdentitas laki-laki, dan berani menjadi diri mereka sendiri sebagai waria saat di Solo. Lah mereka tidak berani mengurus atau memperbarui kartu identitas yang mati,” sambung dia.

Saat ini tercatat ada 180 anggota Hiwaso Solo yang 30 persennya berasal dari Solo. Dari 180-an waria Solo, sekitar 15 persennya tidak punya identitas atau kartu identitasnya mati. Untuk menyikapi hal itu Hiwaso mengeluarkan kartu anggota Hiwaso.

“Teman-teman ingin dipermudah dalam mendapatkan layanan kesehatan. Contohnya untuk pemeriksaan HIV/AIDS sekarang harus punya identitas. Padahal ada beberapa teman waria yang tidak punya identitas atau kartu identitasnya mati,” urai dia. [sc]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita