Mau <i>Go Digital</i>, Internet RI Masih Kalah dari Kamboja dan Filipina

Mau Go Digital, Internet RI Masih Kalah dari Kamboja dan Filipina

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Indonesia memiliki modal yang besar untuk menjadi negara dengan industri e-commerce terkemuka di masa depan. Selain memiliki sumber daya manusia yang tak kalah bagus, pasar lokal juga menjadi potensi besar untuk mengembangkan ekonomi digital.

Namun besarnya potensi tersebut tak diimbangi dengan infrastruktur digital yang cukup mumpuni untuk bisa bersaing dengan negara lain. Salah satunya adalah mengenai kecepatan internet.

"Posisi kita anomali. Kecepatan internet kita rata-rata masih rendah. 2016-2017 naik sedikit. Tidak spektakuler. Tapi potensi, semua dunia mengakui Indonesia punya potensi luar biasa," kata Dirjen SDPPI Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail dalam diskusi pada acara Indonesianisme Summit 2019 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (13/8/2019).

Kecepatan internet Indonesia bahkan tercatat masih kalah dibanding Kamboja dan Filipina. Kecepatan internet Indonesia pada tahun 2018 berada di peringkat 108 dunia dengan rata-rata kecepatan 10,53 mbps, kalah jauh jika dibandingkan dengan Singapura yang berada di peringkat pertama dengan kecepatan 190,94 mbps.

Sementara dari indeks pembangunan ICT, Indonesia berada di posisi 111 (2017), kalah dari Malaysia, Thailand, dan Singapura. 

Di satu sisi, ada potensi US$ 100 miliar di bisnis digital yang ada di Indonesia alias yang paling tinggi di Indonesia. 

Ismail menjelaskan setidaknya ada tiga hal yang harus direspons Indonesia untuk meningkatkan performa ini. Pertama fokus untuk program yang berdampak seperti penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk seluruh UMKM, digitalisasi seluruh sektor strategis, pembangunan ekosistem dan konten digital, layanan pendidikan dan kesehatan digital hingga mendorong pengembangan fintech dan e-commerce.

Fokus kedua adalah penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), regulasi, dan inovasi. Dan terakhir adalah menyelesaikan sejumlah masalah terdahulu seperti pemerataan dan peningkatan layanan infrastruktur broadband hingga penyehatan dan insentif industri telco dan digital.

"Problem-problem terdahulu harus cepat diselesaikan. Industri telko harus sehat. Ini hal-hal yang sifatnya di negara lain sudah selesai. Terutama untuk meningkatkan speed broadband tadi," kata Ismail.

Pemerintah sendiri saat ini membangun 'tol langit' yang merupakan bagian dari proyek Palapa Ring. Proyek ini sudah hampir rampung dibangun khususnya di Indonesia bagian timur. Proyek senilai Rp 7,7 triliun ini ditargetkan selesai pada tahun 2019 ini. 

Konektivitas Palapa Ring diyakini bisa memastikan koneksi internet super cepat dengan kecepatan minimal 30 mbps bisa dijangkau ke seluruh Indonesia termasuk ke daerah terluar dan terdalam sekalipun. [dt]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita