Indonesia Ngutang 49,6 Juta Dolar ke Bank Dunia, Buat Apa Ya?

Indonesia Ngutang 49,6 Juta Dolar ke Bank Dunia, Buat Apa Ya?

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia menyetujui pinjaman Indonesia sebesar 49,6 juta dolar pada Selasa (11/6). Pinjaman ini akan digunakan untuk membiayai proyek pengembangan wilayah perkotaan dan menganalisis investasi infrastruktur.

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat urbanisasi terbesar di dunia. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), populasi perkotaan Indonesia bertambah hampir 59 juta dari 2010 hingga 2018, setelah Cina dan India. Saat ini, 137 juta orang tinggal di kota-kota di Indonesia atau 54 persen dari populasi yang ada.

“Hingga tahun 2025, angka ini diperkirakan meningkat menjadi 68 persen dari populasi. Karena adanya kesenjangan yang terus menerus pada infrastuktur dan masih sedikitnya perhatian terkait prioritas spasial dalam investasi infrastruktur, Indonesia belum mendapatkan manfaat penuh dari berbagai dampak positif urbanisasi,” dikutip siaran pers Bank Dunia, Rabu (12/6).

National Urban Development Project (NUDP) yang baru ini akan mendukung kota-kota untuk mengintegrasikan perencanaan dan strategi sektoral seperti master plan untuk transportasi, perumahan, strategi ekonomi dan lingkungan. Selain itu, kaitan antara investasi modal jangka menengah, prioritas infrastruktur, dan kebutuhan pembiayaan diklaim akan menjadi lebih kuat.

Proyek yang dibiayai oleh pinjaman ini digadang-gadang akan memberikan manfaat kepada sekitar 12,5 juta orang di 13 kota. Berbagai instansi terkait perkotaan juga akan mendapatkan manfaat melalui perbaikan kapasitas dalam manajemen keuangan dan perencanaan perkotaan serta integrasi yang lebih baik antara perencanaan pembangunan sosio-ekonomi dan spasial.

“Mendukung pemerintah kota mengintegrasikan perencanaan spasial dengan investasi modal akan membantu kota-kota menjadi pendorong kesejahteraan penduduk daerah perkotaan yang tumbuh dengan cepat di Indonesia,” kata Rudy Prawiradinata, Deputi Bidang Pengembangan Regional, Badan Perencanaan Pengembangan Nasional/Bappenas.

NUDP juga akan mendukung pengembangan data dengan mutu yang lebih baik dan berbagai kajian untuk perencanaan perkotaan, mendukung pemerintah kota melakukan investasi modal yang lebih baik dalam berbagai sektor, dan meningkatkan kemampuan mereka untuk mengakses berbagai sumber pendanaan alternatif.

“Proyek ini akan menjadikan pembiayaan infrastrukur lebih efektif di mana kota-kota menjadi lebih layak untuk ditinggali dan produktif,” kata Rodrigo A. Chaves, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste.

“Indonesia sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim yang merugikan. Proyek ini akan memperbaiki hubungan antara perencanaan perkotaan dan pengembangan infrastruktur, untuk membuat investasi menjadi lebih efisien dan mengurangi kerentanan terhadap bahaya terkait iklim. Hal ini dilakukan dengan mengarahkan pembangunan ke area yang berisiko lebih rendah.” [ns]
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita